Bahas Struktur Laporan Audit bersama Bank BTN
Pada 23 Januari 2024, Narabahasa bersama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) menyelenggarakan pelatihan griyaan (in-house training) berjudul “Penyusunan Laporan Audit Efektif”. Kelas yang diampu oleh Ivan Lanin dan Dita Sabariah tersebut diikuti oleh 32 peserta di Learning Center Bank BTN, Ruang Kolaboratif, Lantai 5, Jakarta Selatan.
Ivan Lanin sebagai salah satu widyaiswara mengawali pelatihan dengan berkenalan dengan para peserta yang merupakan pegawai Bank BTN. Ia bertanya mengenai hambatan atau kesulitan yang biasa dihadapi saat menyusun laporan audit. Pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu jawaban yang disampaikan peserta.
Kemudian Ivan Lanin memaparkan materi yang diawali dengan keterampilan berbahasa—terdiri atas menyimak, membaca, berbicara, menulis, memirsa, dan menyajikan. Dita Sabariah yang mendampingi Ivan Lanin melanjutkan materi dengan pembahasan mengenai ejaan sampai dengan wacana.
Setelah istirahat siang selama satu jam, kegiatan dimulai kembali pada pukul 13.00. Kuis Kahoot! diadakan sebagai penyegaran bagi para peserta. Setelah mengisi delapan dari sepuluh pertanyaan dengan benar, peserta bernama Dendi Dwi Saputra berhasil membawa pulang buku Recehan Bahasa sebagai pemenang.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi bedah contoh. Widyaiswara dan peserta bersama-sama membedah contoh laporan hasil audit keluaran Bank BTN. Uniknya, simpulan dan saran diletakkan di bagian depan laporan itu. Ivan menyoroti struktur laporan tersebut karena menurutnya menarik.
Peserta aktif bertanya perihal laporan hasil audit tersebut. Topik mengenai konsistensi pemilihan kata “intern” atau “internal”, batasan maksimal kata dalam kalimat agar menjadi efektif, penggunaan angka nol pada awal penulisan tanggal, sampai struktur laporan yang peletakan kesimpulannya di awal muncul mewarnai sesi tanya dan jawab pelatihan.
Bagi Ivan, posisi inti (kesimpulan) yang ditaruh di depan lalu disusul dengan keterangan itu sah-sah saja. Meskipun tidak lazim digunakan, tujuan untuk memudahkan pembaca memahami tulisan bisa dijadikan sebagai alasan.
“Intinya dulu di depan, habis itu [di] belakangnya baru keterangan. Itu boleh-boleh saja kalau menurut saya,” ucap Ivan.
“[Pembaca] pengin tahu langsung kesimpulannya dulu, habis itu baru [di]jabarkan [keterangannya]. Berarti ‘kan kita sudah punya konvensi bahwa untuk mempermudah pembaca kita gunakan pendekatan itu,” lanjut salah satu penulis buku Renjana: Basa-basi Bahasa itu.
Penulis: Nabila Azhari
Penyunting: Rifka Az-zahra
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa
- Bimbingan Teknis Mahkamah Agung bersama Narabahasa
- Tapak Tilas Menulis Horor bersama Diosetta
- Tabah bersama Uni Salsa,Terbaik V Putri Duta Bahasa 2023
- Korespondensi dan Wicara Publik bersama BPK RI
- Bimbingan Teknis Polda Metro Jaya bersama Narabahasa