Pada mulanya, saya kira leksem dan kata merupakan konsep yang sama. Definisi leksem pada KBBI pun sukar untuk saya pahami: ‘satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk kata’ dan ‘satuan terkecil dalam leksikon; lema’. Jadi sebenarnya, apa itu leksem?
Leksem adalah bahan dasar pembentuk kata. Richard Nordquist (2019) menyatakan bahwa leksem merupakan bagian fundamental dari leksikon (kosakata) sebuah bahasa. Setelah mengalami proses morfologi, suatu leksem berubah menjadi kata.
Contohnya begini, rumah merupakan leksem. Namun, pada kalimat Orang itu sudah berumah tangga, leksem rumah yang mendapatkan awalan be- telah berdiri sebagai kata. Berkat afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, dan abreviasi, leksem sebagai satuan leksikal beralih menjadi kata sebagai satuan gramatikal.
Sekarang, coba perhatikan contoh kalimat berikut.
Rumah itu adalah tempat saya tinggal.
Pada contoh di atas, rumah tidak mengalami afiksasi. Apakah ia termasuk leksem atau kata? Ternyata rumah pada kalimat tersebut dapat berdiri sebagai leksem dan kata. Sebuah leksem bisa berubah menjadi kata tanpa perubahan bentuk. Proses morfologi ini dinamakan derivasi nol atau derivasi zero.
Ternyata, leksem dan kata merupakan dua konsep yang berbeda. Kata terbentuk karena leksem mengalami proses morfologi. Saya jadi teringat, Sapardi Djoko Damono pernah menulis baris puisi seperti ini: sebermula adalah kata. Apakah suatu hari nanti, akan ada seorang penyair yang menulis larik sebermula adalah leksem?
#leksem #kata
Rujukan:
- Adib, Holy. 2019. “Pada mulanya adalah leksem”. Lokadata.id. Diakses pada 16 November 2021.
- Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
- Nordquist, Richard. 2019. “lexeme (words) Definition, Etymology and Examples”. ThoughtCo. Diakses pada 16 November 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin