Narabahasa dan Sekretariat Kabinet (Setkab) menyelenggarakan pelatihan griyaan berjudul “Keterampilan Menulis Efektif di Lingkungan Pemerintahan” di Bandung. Pelatihan yang diampu oleh Ivan Lanin itu berlokasi di Four Points by Sheraton Bandung pada 12–13 Juni 2023. Berlangsung selama delapan jam—dari pukul 9.00 s.d. 17.00—per hari, 30 peserta yang berasal dari enam kedeputian bidang berbeda mengikuti kegiatan tersebut.
Hari Pertama: Tata Naskah Dinas
Pada 12 Juni 2023, Ivan mengawali pembahasan materi dengan topik keterampilan berbahasa. Setelah rehat selama 15 menit, materi tata naskah dinas dibahas tuntas, mulai dari komunikasi bisnis, dasar hukum, sampai jenis naskah dinas.
Istirahat, salat, dan makan (isama) menjadi batas antara sesi pemaparan materi dan bedah contoh. Seusai para peserta bermain kuis Kahoot, bedah contoh memo dilakukan. Menurut Direktur Narabahasa tersebut, masalah terbesar yang dialami para peserta adalah bagaimana merangkai kalimat dengan lugas, tetapi tetap santun.
Hari Kedua: Tata Bahasa dan Ejaan
Pada hari kedua sekaligus terakhir pelatihan, 13 Juni 2023, teori yang disampaikan Ivan berfokus pada tata bahasa dan ejaan. Pembahasan mengenai penataan wacana, pengembangan paragraf, perangkaian kalimat, dan pemilihan kata dilakukan. Teori tentang penulisan huruf, kata, dan tanda baca juga dijelaskan.
Selepas pemaparan materi, praktik diadakan. Peserta dibagi menjadi enam kelompok berdasarkan kedeputian bidangnya masing-masing: Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kedeputian Bidang Perekonomian; Kedeputian Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi; Kedeputian Bidang Administrasi; dan Kedeputian Bidang Dukungan Kerja Kabinet. Kemudian setiap kelompok diminta untuk menyunting tiga dokumen dengan fitur pelacakan perubahan.
Seusai isama, peserta kembali mengikuti kuis Kahoot. Tiga peraih skor tertinggi masing-masing mendapatkan buku Recehan Bahasa: Baku Tak Mesti Kaku, buku Renjana Basa-basi Bahasa, dan mug dari Narabahasa.
Hasil praktik yang sebelumnya dikerjakan bersama pun dibahas bersama. Pada sesi ini, peserta menyampaikan banyak tanggapan dan pertanyaan. Penggunaan tanda kurung, penulisan kalimat yang terlalu panjang, pemakaian gaya tulisan yang berbeda, serta peletakan kata hubung di awal kalimat menjadi beberapa contoh isu yang disampaikan.
“Kesalahan berbahasa itu kebanyakan disebabkan karena [pertama] ketidaktahuan; kedua, itu [karena] ketidakcermatan—mungkin lupa, di satu tempat sudah benar, di tempat lain ternyata keliru,” tutur Ivan. “Jadi kalau [karena] ketidaktahuan, mudah-mudahan acara dua hari ini sudah bisa meningkatkan [ketelitian]. Paling tidak ini awal yang baru. Untuk kecermatan, biasakan untuk melakukan self-editing atau swasunting,” tutup widyaiswara Narabahasa tersebut.
Penulis: Nabila Azhari
Penyunting: Rifka Az-zahra