Kelas Daring Praktis (KDP) Narabahasa kembali diselenggarakan pada Senin, 7 Maret 2022. Kali ini, tajuk yang diangkat ialah “Kiat Menulis Tesis dan Disertasi”. Adapun yang bertugas sebagai widyaiswara pada kelas tersebut adalah Felicia Nuradi Utorodewo, Dosen FIB Universitas Indonesia.
Felicia mengatakan, tesis bertujuan untuk menguji kemampuan mahasiswa S-2 dalam meneliti, menulis karya ilmiah, dan menjelaskan penyebab suatu gejala. “Jadi, tidak lagi tingkat deskripsi. Harus sudah bisa memberikan penjelasan atau eksplanasi atas suatu fenomena yang ditelitinya,” jelas Felicia.
Sementara itu, disertasi bertujuan untuk menguji kemampuan mahasiswa S-3 dalam meneliti, menulis karya ilmiah, dan menghasilkan temuan atau teori baru. Temuan atau teori baru itu diungkapkan apabila peneliti menemukan kesenjangan antara teori yang dipakai dan temuan penelitian.
“Kalau ada sebuah fenomena yang tidak sesuai dengan teori, ada kemungkinan di dalam penulisan disertasi, kita mengungkapkan kekurangan dan kelebihan dari teori yang sedang kita pakai. Dengan menunjukkan fenomena yang kita temukan di lapangan, kita memiliki teori baru yang akan mengatasi kekurangan dari teori yang kita pakai,” terangnya.
Tahap penulisan tesis dan disertasi itu terdiri atas prapenulisan, penulisan draf, pemformatan, dan swasunting. Felicia menjelaskan, tahap prapenulisan dimulai dari penentuan topik penelitian. Ketika mencari topik, peneliti disarankan agar menggali inkuiri dari topik tersebut. “Setiap topik itu coba ditempatkan dalam wacana teori yang sudah dipelajari,” pesannya.
Setelah memilih topik, peneliti kemudian menentukan tujuan penelitian dan menyusun kalimat tesis. Setelah itu, peneliti mengumpulkan referensi yang bisa didapatkan dari buku teori, karya ilmiah lain, serta data atau korpus. Kumpulan referensi tersebut, kata Felicia, sebaiknya dituliskan dengan bibliografi beranotasi. “Isinya informasi mengenai pengarang, penerbit, dan mengapa kita sampai memilih buku itu. Ini akan mengisi tinjauan pustaka dan teoretis,” ujarnya.
Tahap prapenulisan menghasilkan kerangka sementara. Kerangka tersebut menjadi langkah awal dalam memulai tahap penulisan draf. “Kerangka sementara itu bisa diutak-atik. Itu bukan kerangka yang tetap. Kalau kerangka sementaranya sudah siap, penulisan draf biasanya cepat karena sudah tertata pola pikirnya,” kata Felicia.
Adapun yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan draf ialah menyempurnakan kerangka sementara menjadi kerangka tesis atau disertasi. Dalam tahap tersebut, peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis data. “Kita analisis semuanya. Bisa kuantitatif, kualitatif, atau bisa menggabungkan keduanya.”
Lebih lanjut, Felicia menjelaskan tahap pemformatan. Format penulisan tesis dan disertasi disesuaikan dengan format yang diberlakukan oleh perguruan tinggi tempat peneliti berkuliah. Sebabnya, setiap bidang ilmu dan universitas memiliki format tersendiri untuk penulisan tesis dan disertasi. “Jadi, yang penting kita mengikuti dan mempelajari format yang diberikan kepada kita,” kata Felicia.
Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi