Belajar Bahasa Indonesia Itu Mudah atau Sulit, Sih?
Ketika masih bersekolah, bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap mudah untuk dipahami. Namun, ketika berbicara soal bahasa Indonesia dalam ilmu linguistik, kita akan tertantang untuk memahami hierarki dan struktur bahasa yang lebih kompleks. Pembahasan mengenai linguistik ini diangkat oleh Narabahasa dalam siaran langsung Instagram pada 23 November 2023 lalu. Melalui acara Tanya Jawab Kebahasaan (Tabah) Episode ke-122, Ivan Lanin selaku narasumber mengulas bahasa Indonesia sebagai bagian dari semiotika dan penerapannya yang berhubungan dengan kajian semantik dan pragmatik.
Semiotika merupakan payung besar linguistik yang meneliti seluruh tanda dan simbol, termasuk bahasa dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, isyarat, warna, hingga objek. Di dalamnya terdapat kajian semantik, yaitu ilmu kebahasaan yang berfokus pada makna kata dan kalimat secara literal. Contohnya, makna denotatif dari kata ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sementara itu, pragmatik membahas penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi tertentu. Misalnya, kita harus mengartikan kata terserah yang diungkapkan oleh pasangan kita ketika ditanya ingin makan apa.
Topik menarik muncul dari salah satu Kerabat Nara yang bertanya tentang perbedaan teoretis antara kata benar dan betul. Untuk menjawabnya, Ivan merujuk kepada Eko Endarmoko yang mengatakan bahwa ilmu semantik hanya menyediakan alat analisis, tanpa memberikan definisi makna kata tertentu. Jika ingin menilai perbedaan dari kata benar dan betul, kita harus melakukan analisis komponen makna.
Meski pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secara teoretis, kata benar dan betul dipandang bisa saling menggantikan dalam kebanyakan konteks, kecuali jika telah ditambahi imbuhan ke–an menjadi kebenaran dan kebetulan. Bentuk turunan kedua kata ini menghasilkan makna yang berbeda dan tidak dapat diganggu gugat karena sudah ditentukan oleh penutur bahasa terdahulu.
Bagi Kerabat Nara yang ingin mempelajari lebih dalam tentang ilmu linguistik, tidak ada salahnya untuk memulai dengan memahami hierarki bahasa Indonesia. Dalam konteks ini, Ivan mengingatkan soal tingkatan bahasa yang perlu dimengerti ketika kita belajar bahasa. Hierarki bahasa sendiri adalah tatanan bahasa yang memiliki tingkatan tertinggi dari wacana—yakni keseluruhan pesan yang kita sampaikan—kalimat, klausa, frasa, kata, morfem, sampai fonem.
Fenomena slang juga menjadi diskusi yang menarik. Slang merupakan bahasa khas kelompok sosial tertentu pada suatu masa tertentu. Terlepas dari penggunaannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain, penting untuk diingat bahwa slang tidak dinilai sebagai hal yang positif ataupun negatif, melainkan hanya sebuah fenomena yang menggambarkan dinamika bahasa manusia.
Acara Tabah Episode ke-122 ini mewadahi orang-orang yang ingin menggali linguistik lebih dalam. Melalui diskusi yang komprehensif, Kerabat Nara diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang bagaimana kita berkomunikasi dan menyampaikan makna. Pada akhirnya, bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dipelajari jika kita mengerti dasar-dasar dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Sabrina Araminta
Penyunting: Rifka Az-zahra
Artikel & Berita Terbaru
- Perbedaan Pantomim dan Mime
- Tabah ke-145 bersama Alfan, Harapan III Duta Bahasa Nasional 2023
- Pelatihan Griyaan untuk DJKI: Belajar Menulis Berita yang Efektif
- Hadapi Tantangan Menyusun Laporan Tahunan bersama Narabahasa
- Tabah ke-144 bersama Luthfi, Harapan II Duta Bahasa Nasional 2023
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi