Cara Jitu Menulis Konten Media Sosial

oleh Narabahasa

Ivan Lanin, Direktur Utama Narabahasa, mengatakan bahwa menulis konten media sosial bukan hanya perkara penggunaan bahasa. Lebih dari itu, penulisan konten mencerminkan persona suatu institusi terhadap audiens. Oleh karena itu, menurut Ivan, hal tersebut perlu dipersiapkan dengan matang.

“Bukan hanya masalah bahasa yang diperlukan, tapi bagaimana caranya mengomunikasikan pesan yang disampaikan oleh institusi kepada para pengikut,” ujar Ivan saat menjadi widyaiswara dalam Kelas Daring Praktis (KDP) Narabahasa bertajuk “Kiat Menulis Konten Media Sosial”, Senin, 21 Maret 2022.

Dalam kelas tersebut, Ivan menjabarkan tiga hal utama yang perlu menjadi perhatian saat menulis konten media sosial, yakni karakteristik, pengelolaan, dan laras bahasa. 

Sebelum menulis konten, karakteristik media sosial perlu dikenali terlebih dahulu. “Tak kenal maka tak sayang. Jadi, kita perlu mengenali [karakteristik media sosial] dahulu,” ujar Ivan. Dalam tahap ini, terdapat empat hal yang perlu dipahami, yakni jenis platform media sosial, karakter pengguna, konten, dan gambaran pekerjaan admin.

Dengan mengenali keempat hal itu, penyampaian pesan yang tepat kepada audiens akan semakin mudah. Misalnya, pada karakter pengguna, dengan mengutip data dari We Are Social, diketahui bahwa demografi pengguna media sosial saat ini didominasi oleh usia 25–34 tahun. Dari data itu, dapat ditentukan cara yang tepat untuk menyasar audiens.

“Ini juga yang kemudian membuat kita mengatur bagaimana caranya kita menyampaikan pesan kepada audiens,” kata Ivan. 

Terkait cara menyasar audiens, Ivan juga menyebutkan bahwa konten media sosial bersifat mengedukasi, menghibur, melibatkan, dan memberdayakan. Di antara keempat sifat itu, yang paling dominan ialah menghibur. Hal itu disebabkan mayoritas pengguna media sosial bertujuan untuk mencari hiburan. Oleh karena itu, konten media sosial yang menyelipkan unsur hiburan akan semakin diminati audiens. 

“Kalau terus-menerus mengedukasi, akun kita akan kering. Kita juga harus bisa menyelipkan konten-konten yang menghibur,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ivan memerinci tahap pengelolaan media sosial. Mengelola media sosial tidak hanya sebatas membuat konten dan berinteraksi dengan audiens. Menurutnya, pengelolaan media sosial yang baik terdiri atas tahap perencanaan, pembuatan, pengiriman, interaksi, dan evaluasi. 

“Kebanyakan orang berfokus pada pembuatan dan mungkin ada beberapa yang berfokus pada interaksi. Yang sering lupa itu adalah pengiriman dengan sistem dan evaluasi,” ujar Ivan.

Setelah memahami karakteristik dan tahap pengelolaan media sosial, Ivan pun menjabarkan laras bahasa yang berlaku untuk ranah media sosial. Adapun laras yang digunakan ialah laras kreatif. Paragraf dan kalimatnya pendek, pilihan katanya santai, dan ejaannya bersifat kreatif.

“Penulisan media sosial masuk ke dalam laras kreatif. Pada laras kreatif, paragraf dan kalimat biasanya pendek-pendek. Pilihan katanya santai. Artinya, menyesuaikan dengan audiens. Lalu, ejaannya kreatif,” jelas Ivan.

Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar