Tata Bahasa untuk Penulis Kreatif
Anggapan bahwa penulis adalah pekerjaan yang membosankan dapat terpatahkan di era sekarang. Belakangan ini, tidak hanya orang pintar yang menjadi penulis, tetapi anak muda pun banyak yang telah dibekali keterampilan menulis sejak dini. Di tengah kebutuhan pasar yang makin beragam, generasi muda sangat diandalkan dalam menciptakan ide-ide baru dan membahasakannya secara kreatif.
Salah satu penulis kreatif yang juga menaruh minat tinggi pada bidang kebahasaan adalah Aniesa Pramitha, seorang penulis konten di sebuah agensi di Jakarta. Dalam Tanya Jawab Kebahasaan (Tabah) Narabahasa Episode 121, pada 21 Oktober 2023, Mitha menjawab sebuah pertanyaan tentang pentingnya penguasaan tata bahasa dalam konten media sosial. Bagi Mitha, penulisan di media sosial sangat fleksibel sehingga ragam bahasa yang santai dapat digunakan dengan bebas. Untuk kata sapaan misalnya, Mitha terbiasa memanggil para pembaca dengan sebutan “lo”, tidak formal dan kaku seperti “Anda” atau “kamu”. Selain itu, bentuk kata kerja juga bisa disesuaikan dengan target pembaca, contohnya “memastikan” menjadi “mastiin”, “mencoba” menjadi “nyobain”.
Menanggapi hal tersebut, Ivan Lanin, narasumber pada acara malam itu turut menambahkan bahwa penggunaan ragam bahasa yang tidak formal adalah bentuk kebebasan penulis dalam memilih kata. Meskipun diksi bahasa gaul diperbolehkan dalam konten media sosial, penulisannya harus tetap memperhatikan tata bahasa yang terstruktur. Artinya, struktur kalimat yang digunakan harus tetap sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, misalnya dengan menggunakan subjek, predikat, objek, dan keterangan yang jelas.
Pengetahuan tentang tata bahasa terstruktur tetap menjadi dasar yang penting dalam dunia kepenulisan kreatif karena akan membuat pesan kita lebih mudah dipahami oleh pembaca. Secara keseluruhan, ragam bahasa dan tata bahasa yang baik adalah dua aspek yang saling melengkapi. Tata bahasa memberi kerangka yang kuat untuk menuliskan gagasan secara jelas dan efektif; penggunaan diksi yang tepat pun dapat memberikan nuansa dan gaya komunikasi yang sesuai dengan konteks.
Penulis: Sabrina Araminta
Penyunting: Rifka Az-zahra
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa
- Bimbingan Teknis Mahkamah Agung bersama Narabahasa
- Tapak Tilas Menulis Horor bersama Diosetta
- Tabah bersama Uni Salsa,Terbaik V Putri Duta Bahasa 2023
- Korespondensi dan Wicara Publik bersama BPK RI