Narabahasa menyelenggarakan pelatihan griyaan secara luring bertopik “Peningkatan Kompetensi Produk Digital dan Jurnalistik” untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (ATR/BPN RI) pada 25—26 November 2021, di Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta. Dessy Irawan (Manajer Produk, Digital, dan Humas Narabahasa) menjadi widyaiswara pembuatan produk digital, sedangkan Muhammad Rizki Kurniawan (Redaktur Kolaborasi Kumparan) bertugas sebagai widyaiswara pembuatan produk jurnalistik.

Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan pemaparan tentang pembuatan produk digital. Dessy terlebih dahulu memaparkan karakteristik berbagai media sosial. Ia mengatakan, ada empat sifat dalam sebuah konten media sosial, yakni mengedukasi, menghibur, melibatkan, dan memberdayakan. 

Setelah membahas karakteristik, ia juga menjelaskan kiat mengelola media sosial. Ia menguraikan tahap perencanaan, pembuatan, pengiriman, interaksi, dan evaluasi saat membuat produk digital. Pada tahap perencanaan, misalnya, akun media sosial dari organisasi atau lembaga harus memiliki identitas, pedoman, serta kalender dan editorial.

Usai pemaparan dari Dessy, Rizki menjelaskan kiat pembuatan produk jurnalistik. Pada kesempatan itu, ia memulainya dengan membahas karakteristik jurnalistik. Kepada peserta, ia menerangkan istilah, saluran, dan produk jurnalistik. Tidak hanya itu, Rizki juga memaparkan empat tahap dalam menerbitkan berita dan siaran pers, yakni tahap perencanaan, peliputan, penulisan, dan penyuntingan. 

Sore harinya, Dessy membagi peserta menjadi tiga kelompok—tiap-tiap kelompok terdiri atas lima orang. Mereka diberi tugas untuk merumuskan tujuan, pengikut, dan persona media sosial. Selain itu, mereka juga diminta untuk membuat satu produk jurnalistik serta mengonversikannya menjadi kiriman media sosial.

Pada hari kedua, Dessy memulai paparannya tentang laras bahasa kreatif dan jurnalistik. Menurutnya, laras bahasa kreatif—khususnya digital—harus memperhatikan penggunaan wacana, struktur kalimat, dan diksi. Selain itu, Dessy mengatakan, pemberian kata sapaan, kata seru, dan emoji membuat konten menjadi tidak kaku. Sementara, laras bahasa kreatif harus singkat, padat, sederhana, lugas, jelas, dan menarik. 

Selanjutnya, Dessy menjelaskan tataran bahasa—wacana, paragraf, kalimat, kata, dan ejaan. Pada wacana, misalnya, ia menjelaskan jenis, pembuatan, dan kelengkapan. 

Dessy kemudian juga meninjau hasil penugasan hari pertama. Seluruh peserta dapat mengerjakannya dengan baik sekaligus memahami aspek-aspek dalam produk digital dan jurnalistik.

Para peserta kembali ditugaskan usai Dessy meninjau tugas hari pertama. Tugas yang diberikan ialah membedah takarir akun Instagram @itjenatrbpn. Dari hasil pembedahan itu, para peserta sepakat untuk menggunakan takarir yang lebih ringkas pada konten media sosial selanjutnya.

***

Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi