Penelitian Pertama tentang Pola Fonetik dalam Umpatan

oleh Yudhistira

Pada 2022, dua orang peneliti dari Universitas London menerbitkan hasil penelitian yang berjudul “The sound of swearing: Are there universal patterns in profanity?” dalam jurnal Psychonomic Bulletin & Review. Dua peneliti tersebut, Shiri Lev-Ari dan Ryan McKay, meneliti pola fonetik dalam kata-kata kasar pada beberapa bahasa di dunia.

Menariknya, ini merupakan penelitian akademis pertama yang mencoba mendalami isu tersebut. “To date, however, there has been no systematic cross-linguistic investigation of phonetic patterns in profanity. In an initial, pilot study we explored statistical regularities in the sounds of swear words across a range of typologically distant languages,” tulis mereka.

Dalam penelitian ini, keduanya mengajak penutur fasih bahasa Ibrani, Hindi, Hungaria, Korea, dan Rusia untuk membuat daftar kata kasar dalam bahasa mereka. Melalui metode komparasi, Lev-Ari dan McKay menemukan bahwa dalam bahasa-bahasa tersebut, kata umpatan cenderung tidak memiliki konsonan [l], [r], [w], dan [y].

Keempat konsonan itu disebut sebagai aproksiman, yakni bunyi yang dihasilkan oleh tipisnya kontak antara artikulator. Bahkan, pada beberapa waktu, artikulator sama sekali tidak bersentuhan. Untuk menghasilkan bunyi [w] dan [y], misalnya, bibir atas dan bibir bawah kita hanya nyaris bertemu.

Tidak berhenti di situ, Lev-Ari dan McKay melibatkan penutur bahasa Arab, Cina, Finlandia, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Mereka diminta untuk mendengarkan beberapa kata dalam bahasa yang tidak mereka kuasai lalu menebak kata mana yang mengekspresikan umpatan. Lagi-lagi, hasilnya hampir serupa, yakni konsonan aproksiman yang cenderung tidak terdapat dalam kata umpatan.

Lev-Ari menyatakan bahwa penelitian ini dapat menjadi pilot untuk studi yang lebih lanjut, yang mencakup lebih banyak bahasa di dunia. Benjamin Bergen, seorang ilmuwan kognitif dari Universitas California juga mengatakan hal yang senada, “To make sure the pattern of approximants missing from curses isn’t an accident, it would be nice to find it in an even larger sample of languages.

Apa yang dilakukan oleh Lev-Ari dan McKay merupakan inisiatif yang patut diapresiasi. Mungkin saja, seperti yang Lev-Ari paparkan, penelitian-penelitian selanjutnya dapat mendekatkan kita pada informasi mengenai pembentukan bahasa-bahasa di dunia dan bagaimana bahasa-bahasa tersebut berkorelasi lewat pola yang serupa.

Meskipun begitu, saya rasa, alangkah baiknya apabila studi berikutnya dilakukan berdasarkan rumpun bahasa. Penelitian bisa dimulai dari lingkup yang lebih kecil sehingga pola-pola pembentukan bahasa dapat terpetakan dengan latar belakang sejarah sebagai fondasinya.

 

Rujukan:

 

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin



Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar