Brian Khrisna, penulis asal Bandung yang sering disapa Kang BR, ternyata tidak berdarah Sunda. Namun, karena lahir dan besar di Bandung, Brian Khrisna lebih fasih berbahasa Sunda daripada Jawa. Hal ini ia sampaikan kepada Uda Ivan dan Mbak Tyas pada acara Kinara (Kicauan Narabahasa) episode ke-41.
Kinara episode ke-41 ini dilaksanakan pada 9 Februari 2025 dengan mengangkat judul Bagaimana Saya Menulis: Brian Khrisna (Edisi Spesial: Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati). Uda Ivan lanin yang bertindak sebagai moderator kini ditemani oleh Mbak Tyas sebaga hos. Kinara berjalan dengan lancar dan didengarkan secara langsung oleh lebih dari 50 orang di Space X.
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati diterbitkan tepat pada hari ulang tahunnya, yaitu 17 Januari 2025. Dalam perjalanan menulisnya, baru kali ini Brian Khrisna mengangkat tema psikologi. Ide menulis buku ini telah ada sejak 2023, tetapi baru diwujudkan pada 2024 dalam kurun waktu satu bulan. Brian Khrisna menyampaikan bahwa buku ini ditulis atas pertanyaan temannya yang mengidap depresi, “Ada enggak, sih, buku ringan yang setidaknya membuat kami (penderita depresi) tidak merasa sendiri dan dihakimi?” Brian Khrisna lalu meminta izin kepada temannya tersebut untuk mengangkat ceritanya menjadi novel, dan tentu saja melengkapinya dengan riset dan wawancara dengan psikiater sebagai ahli di ranah ini.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering kali dihadapkan dengan nilai-nilai patriarkis yang keliru. Gender menjadi hal utama dalam menentukan aktivitas emosional, seperti yang sedang ramai diperbincangkan warganet: “Laki-laki tidak bercerita, tetapi ….” Hal ini sering kali diwajarkan dalam kehidupan kita, seolah laki-laki tidak diizinkan untuk mengekspresikan emosinya—dalam hal ini perasaan sedih, ingin didengarkan, dan diakui perasaannya.
Buku Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati mengangkat cerita tentang bagaimana seorang pengidap depresi akut menjalani hari-harinya hingga dia menemukan jalan keluar dari hidup yang selama ini hanya diselimuti kabut gelap keputusasaan dengan memutuskan untuk memakan mi ayam sebelum kematiannya. Ale, tokoh utama dalam novel ini, diharapkan mampu menemani teman-teman penyintas untuk menjaga semangat dan menemukan cahaya baru.
Selama proses menulis, Brian Khrisna sering berdiskusi dengan teman untuk memperoleh wawasan baru. Berbeda dari dirinya yang dahulu sulit menerima kritik, sekarang Brian sangat terbuka untuk menerima kritik terhadap karyanya. Ketika ditanya mengenai di mana dia sering menghabiskan waktu untuk menulis, Brian menuturkan bahwa dirinya lebih suka menulis di rumah dalam keadaan tenang dan tidak ramai. Namun, sering kali dirinya menemukan ide di sembarang tempat, seperti kafe dan jalan. Bahkan, dirinya pernah menepikan motor hanya untuk menulis ide yang tiba-tiba muncul.
Bagi Kerabat Nara yang tidak sempat mengikuti Kinara episode ke-41, siaran ulangnya dapat didengarkan di akun X @narabahasa. Jangan lupa untuk selalu mengikuti program-program Narabahasa yang lain, ya!
Penulis: Nunung Asmawati
Penyunting: Rifka Az-zahra