Kinara Episode Ke-58: Gagasan tentang Indonesia Baru

oleh Narabahasa

Program Kinara (Kicauan Narabahasa) kembali hadir pada Sabtu, 1 November 2025, melalui platform Spaces X. Episode ke-58 ini menghadirkan Yusuf Priambodo, salah satu penulis buku Reset Indonesia, dengan Nida sebagai moderator.

Untuk membuka sesi Kinara, Yusuf bercerita tentang awal keterlibatannya dalam Ekspedisi Indonesia Baru. Ia terpilih bersama Benaya Harobu setelah melewati tahapan seleksi dan bergabung dengan dua jurnalis senior, Farid Gaban dan Dandhy Laksono, dalam ekspedisi lintas generasi yang kemudian melahirkan buku Reset Indonesia.

Yusuf juga membahas perjalanan bersama tim ekspedisi yang melatarbelakangi lahirnya buku tersebut. Buku ini merupakan hasil refleksi dari tiga ekspedisi panjang, yaitu Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa (2009), Ekspedisi Indonesia Biru (2015), dan Ekspedisi Indonesia Baru (2022–2023).

“Setelah melihat Indonesia dari berbagai sudut pandang, saya tidak bisa lagi memandang Indonesia dengan kacamata polos. Banyak ketimpangan terjadi di lapangan. Setelah keliling Indonesia sebagai jurnalis, saya merasa lebih resah melihat Indonesia,” ungkap Yusuf.

Yusuf juga membagikan kiat sederhana dalam menulis liputan perjalanan. Ia menjelaskan bahwa dirinya dan tim menggunakan metode travel writing berbasis data dan fakta. “Kami membuat tulisan yang informatif serta mencatat dari sisi pengalaman dan hiburan supaya tulisannya tidak terasa berat. Tulisan-tulisan itu juga kami bagikan di media sosial,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan elemen penting dalam bercerita (storytelling) yang bisa diterapkan dalam berbagai jenis tulisan. Pertama, ingat pesan utama yang ingin disampaikan dan sertakan contoh nyata yang relevan. Kedua, gambarkan situasi dengan detail agar cerita terasa hidup dan dekat dengan pembaca.

Ketiga, Yusuf menekankan pentingnya sentuhan personal dalam tulisan. “Tulisan yang bagus biasanya lahir dari keresahan,” tuturnya. Keempat, ia juga menyarankan untuk mengangkat kisah kecil yang memiliki dampak besar, karena momen sederhana sering kali menyimpan makna penting. Lalu, tidak lupa juga pikirkan peluang.

Selain itu, Yusuf membagikan tip agar tulisan lebih hidup dan bercerita. Ia menekankan pentingnya prinsip “show, don’t tell” dengan menghapus banyak kata sifat dan gantikan itu dengan data dan fakta. Tulisan perjalanan adalah kombinasi antara deskripsi dan narasi, karakter dan penokohan yang kuat, serta adegan atau aksi yang menarik pembaca dari awal.

Menutup sesi Kinara, Yusuf menegaskan bahwa perubahan harus dimulai dari paradigma berpikir. “Selain masalah sandang, pangan, dan ekonomi, ada [juga] mengubah arah haluan pendidikan yang terlalu kompetitif. Kita lupa diajarkan cara berpikir kritis dan membedakan hal penting atau mendesak. ‘Reset’-lah Indonesia sejak dalam pikiran dan gagasan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya membaca sebagai bagian tak terpisahkan dari menulis. “Membaca dan menulis adalah korelasi yang sangat penting. Makin banyak membaca, makin terbuka cakrawala untuk menulis,” pungkasnya.

 

Penulis: Yuhaenida Meilani

Penyunting: Rifka Az-zahra

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar