Dalam rangka perayaan ulang tahun yang kedua, Narabahasa menggelar Senara (Selebrasi Narabahasa) bertajuk “Mekarkan Diri dengan Terampil Berbahasa” pada Senin, 14 Februari 2022. Gelar wicara yang diadakan secara virtual tersebut berfokus membahas empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
Ivan Lanin, Direktur Utama Narabahasa dan pemantik diskusi, mengatakan bahwa sejatinya bahasa memiliki tiga fungsi utama yang terdiri dari fungsi ekspresi, komunikasi, dan sosial. Fungsi-fungsi itu dapat terlaksana apabila seseorang menguasai empat keterampilan bahasa.
“Kita belajar bahasa bukan hanya belajar teorinya. Percuma kita menghafal kalau itu tidak kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kenapa yang menjadi fokus dari Narabahasa itu sebenarnya adalah keterampilan berbahasa,” ujarnya.
Narasumber dalam gelar wicara ini ialah Lex dePraxis (Anggota Pendiri Kelas Cinta), Sakdiyah Ma’ruf (pelawak tunggal), Windy Ariestanty (Pendiri Festival Literasi dan Pasar Buku Keliling patjarmerah), dan Leila S. Chudori (penulis). Keempat narasumber tersebut berbagi pengalaman sesuai fokus bidangnya masing-masing.
Lex memaparkan seluk-beluk keterampilan menyimak. Menurutnya, kemampuan menyimak orang dewasa berkurang dibandingkan saat masih kecil. Hal itu terjadi karena seseorang sudah memiliki asumsi di dalam pikirannya sehingga membuatnya sulit untuk hadir penuh dalam suatu dialog.
Menurut Lex, kunci dari menyimak adalah mengikuti alur pembicaraan dan berkonsentrasi penuh dalam dialog tersebut. “Menyimak itu bukan keterampilan pasif. Kita harus mengikuti kalimat apa yang baru saja keluar [dari lawan bicara] dan ikuti ombaknya. Makanya menyimak itu sulit sekali karena kita terbiasa cuma mendengarkan katanya atau intinya saja,” papar Lex.
Sakdiyah kemudian memberi pandangannya terkait keterampilan berbicara. Alih-alih takut berbicara di depan umum, Sakdiyah justru menjadikan berbicara sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan. Dengan berbicara, ia dapat mengekspresikan dan merefleksikan hal-hal yang selama ini terbungkam. Selain itu, berbicara juga merupakan sarana untuk mengenal diri sendiri.
“Saya berbicara di depan publik untuk mengatasi ketakutan. Saya merasa lebih bebas untuk berekspresi. Saya merasa bisa menyampaikan apa yang di konteks ruang privat di masa lalu tidak bisa terlalu leluasa saya ekspresikan,” kata Sakdiyah.
Sementara itu, dalam diskusi keterampilan membaca, Windy menyinggung soal perubahan makna membaca. Dewasa ini, membaca bukan lagi hanya melalui buku, melainkan juga suara dan media visual. Oleh karenanya, kini membaca tidak sekadar memahami konteks dari sebuah teks, tetapi juga pesan yang disampaikan dari keseluruhan konten.
Hal itulah yang membuat Windy yakin bahwa keterampilan membaca tidak jauh berbeda dengan keterampilan menyimak. “Pemahaman membaca itu harusnya meluas, tidak lagi sebatas pada bagaimana kita memahami konteks dari sebuah konten atau teks, tapi bagaimana kita paham keseluruhan. Itu yang kemudian membuat membaca dan menyimak menjadi beriringan,” tuturnya.
Dalam diskusi keterampilan menulis, Leila menyoroti adanya perubahan yang terjadi. Ia menemukan dua hal yang berbeda dari kecenderungan penulis saat ini dengan penulis dahulu. “Perbedaan pertama yang saya perhatikan, tidak semua senang membaca. Kedua, ada keinginan terburu-buru. Ada keinginan tidak melalui proses,” ungkapnya.
Menurut Leila, dua hal itu merupakan kekeliruan. Seorang penulis seharusnya banyak membaca. Penulis yang tidak membaca hanya akan menghasilkan tulisan yang kering dan dangkal. Begitu pula dengan penulis yang tergesa-gesa. Mereka tidak menumbuhkan kegairahan mengulik bahasa sehingga mudah tersendat ketika menulis.
Perubahan-perubahan yang terjadi mendatangkan tantangan untuk keterampilan berbahasa seseorang. Oleh karenanya, empat keterampilan yang saling berkesinambungan tersebut harus ditingkatkan. “Tantangannya semakin beragam dan membuat keterampilan kita dalam perkara berbahasa menjadi meningkat. Tidak bisa lagi cukup segitu,” ujar Windy.
Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi