Konstruksi Kalimat: Ekstraposisi
Dalam artikel kali ini, kita akan berkenalan dengan salah satu jenis konstruksi kalimat yang mirip dengan dislokasi kanan dan pengebelakangan, yaitu ekstraposisi.
Ekstraposisi adalah pemindahan unsur kalimat panjang yang berupa klausa ke akhir kalimat, tanpa meninggalkan jejak di tempat semula. Hal ini jelas berbeda dengan konstruksi pengebelakangan yang memindahkan unsur kalimat yang tidak berupa klausa.
1. a. Bahwa dia tidak mencuri sudah terbukti.
b. Sudah terbukti bahwa dia tidak mencuri.
2. a. Bukti bahwa dia terlibat kasus penyelundupan sudah cukup.
b. Sudah cukup bukti(nya) bahwa dia terlibat kasus penyelundupan.
c. Bukti(nya) sudah cukup bahwa dia terlibat kasus penyelundupan.
3. a. Persyaratan untuk bekerja di Inggris terlalu rumit.
b. Terlalu rumit persyaratan untuk bekerja di Inggris.
c. Persyaratan(nya) terlalu rumit untuk bekerja di Inggris.
Pada contoh di atas, semua kalimat a adalah bentuk kalimat dasar. Sementara itu, semua kalimat b merupakan hasil ekstraposisi seluruh konstituen yang berupa klausa atau frasa nominal dan klausa. Kemudian, kalimat c pada contoh dua dan tiga merupakan hasil ekstraposisi klausa yang memiliki frasa nominal. Perlu diketahui, -nya pada contoh dua dan tiga hanya berfungsi sebagai pelengkap, bukan pronomina hasil dari pemindahan (peninggalan jejak).
Klausa berhulu frasa nominal juga dapat mengalami dislokasi kanan. Jadi, di mana letak perbedaan ekstraposisi dan dislokasi kanan? Simak contoh di bawah ini.
- Waktu untuk mengumpulkan tugas akhir tinggal beberapa hari lagi.
- Waktu(nya) tinggal beberapa hari lagi untuk mengumpulkan tugas akhir.
- Waktunya tinggal beberapa hari lagi, untuk mengumpulkan tugas akhir.
Kalimat b merupakan hasil ekstraposisi klausa. Sementara itu, kalimat c adalah hasil dislokasi kanan dari klausa serupa. Dari contoh tersebut, bisa dilihat bahwa perbedaan ekstraposisi dan dislokasi kanan terletak pada jeda yang muncul sesudah predikat.
Rujukan:
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Saya dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
- Bagaimana Editor KBBI Daring Bekerja?
- Belajar Menjadi Pekamus melalui Situs KBBI Daring
- Narabahasa Hadir dalam Lokakarya KJRI Hong Kong
- Masih OJK yang Selalu Konsisten Belajar Bahasa Indonesia
- Dosen PKN STAN Melatih Diri Menulis Ilmiah Populer untuk Media Massa
- Menelusuri Kata “Ngapél”
- Pelatihan Keterampilan Menulis Naskah Dinas yang Efektif Dilaksanakan di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri
- Minggir!
- Kiat Menghadapi Ujian Keterampilan Berbahasa dari Alternatifa
- Masalah Praktis dan Pragmatis
- Ignas Kleden: Pemikir, Cendekiawan, dan Esais