Hampir setiap hari kita menyerap informasi, entah berupa gambar, tulisan, bahkan video. Sering kali, perhatian kita tertambat pada konten dengan visual yang cantik. Informasi yang menarik, kalimat yang menohok, dan paduan warna yang harmonis menjadi gaya komunikasi yang diminati khalayak. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar dan media massa juga cukup serius dalam menggarap gaya visualnya masing-masing. 

Dalam strategi komunikasi era modern ini, barangkali infografik merupakan bentuk penyajian informasi yang diidolakan. Mengapa? NeoMam Studios, agensi pemasaran konten visual di Manchester, menuliskan bahwa hampir 50% otak kita bekerja dalam penyerapan visual. Tidak berhenti di situ, rata-rata dari kita bahkan hanya membutuhkan kira-kira 150 milisekon untuk menangkap simbol dan 100 milisekon untuk memaknainya. Oleh karena mudah untuk dicerna, informasi dalam infografik pun gampang untuk diingat dan disampaikan kembali secara verbal.

Pengertian dan Jenis Infografik

Nenden Sekar Arum, seorang lulusan kursus Ilmu Komputer Tingkat Lanjut dari University of Birmingham, menuliskan penelitian berjudul “Mencermati dan Menganalisis Infografik Ala Media Online di Indonesia”. Dia bilang, infografik merupakan perpaduan dari info dan grafis, yakni teknik visualisasi data atau ide yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dicerna. Akan tetapi, perlu digarisbawahi bahwa infografik bukan sekadar visualisasi data. Bagi Erin McCoy, Direktur Content Marketing Killer Visual Strategies, infografik sejatinya memiliki cerita yang beraspek tulisan, ilustrasi, simbol, juga visualisasi data, seperti grafik dan diagram.

Mengenai jenisnya, infografik dapat dibedakan berdasarkan bentuk, data, tujuan, dan kompleksitas. Jika dilihat dari bentuknya, ada infografik statis, yakni berupa gambar yang tidak bergerak; infografik dinamis, seperti video dan fail GIF; serta infografik interaktif yang pada umumnya kita temukan di situs web dan aplikasi. Kemudian, berdasarkan data, infografik dapat digolongkan sebagai berikut.

  1. Statis: berisi informasi statistik yang sebagian besar disajikan dalam grafik atau diagram.
  2. Lini masa: berisi kronologi yang menekankan aspek sebab-akibat dari suatu peristiwa.
  3. Proses: berisi informasi berupa proses, seperti mitigasi, petunjuk pemakaian, dan alur kerja.
  4. Komparasi: berisi perbandingan, seperti kualitas produk, daftar prestasi tokoh publik, atau analisis dua karya yang memiliki kemiripan. 
  5. Lokasi: berisi informasi yang berkaitan dengan lokasi geografis (biasanya dilengkapi dengan gambar peta dan denah).
  6. Hierarki: berisi informasi hierarkis, seperti tingkatan jabatan dan struktur organisasi.
  7. Daftar: berisi informasi yang memuat daftar (tidak memiliki urutan seperti lini masa).

Sementara itu, berdasarkan tujuannya, infografik tergolong ke dalam informasi, edukasi, dan persuasi. Pada klasifikasi informasi, infografik hanya menyajikan suatu hal tanpa niatan khusus. Tentu berbeda halnya dengan infografik edukasi yang bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan dan infografik persuasi yang berdiri sebagai ajakan.

Kemudian, yang terakhir, berdasarkan kompleksitasnya, ada infografik sederhana dan kompleks. Tampilan yang sederhana dan informasi yang singkat merupakan ciri infografik sederhana. Infografik sederhana acapkali disebut sebagai teknik visualisasi data. Di lain sisi, infografik kompleks memiliki banyak kelompok data, tampilannya panjang, pengembangannya pun butuh waktu yang cukup lama.

 

***

Di Indonesia, penyajian infografik oleh Tirto tentu patut diapresiasi. Berita yang tadinya tidak mau saya baca, saya lahap sampai habis berkat visual yang memanjakan mata. Ternyata, hal serupa juga sudah diterapkan oleh CNN Indonesia, Kompas daring, dan media massa lainnya, baik daring maupun cetak.

Infografik memiliki banyak fungsi. Buktinya, infografik tidak hanya kita temukan dalam produk jurnalistik. Infografik pun banyak dimanfaatkan untuk salindia presentasi perusahaan, pendidikan, bahkan portofolio perorangan. Selain itu, informasi di dalam infografik dapat lebih mudah dicerna oleh pembaca. Maksud dan tujuan pun bisa tersampaikan dengan lebih efektif. Akan tetapi, semua akan kembali pada akurasi data. Apa gunanya visual yang memikat dan tata letak yang rapi tanpa informasi yang tepercaya?

 

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Dessy Irawan

 

Rujukan: