Sudahkah Kerabat Nara merasakan sentuhan matahari pagi ini? Cahayanya bagai doa abadi yang senantiasa menghangatkan penghayatan. Pejamkan mata dan bertenanglah sejenak. Bukalah kalbu sehingga keindahannya menyembuhkan luka-luka yang lalu. Dekap dengan lembut penerimaan diri dalam hati yang murni dan penuh cinta.

Cinta, ia dilahirkan dari rahim kesadaran. Kesadaran adalah ibu terbaik yang menuntun kita untuk meresapi tiap pengalaman. Ia mengajarkan kita untuk terampil menggunakan indra kepekaan terhadap hal apa pun, termasuk pula bahasa.

Bahasa membuka ruang-ruang dalam jiwa dan pikiran kita melalui banyak hal. Salah satunya adalah cerita. Itulah yang diajarkan oleh seorang dosen saya, Ibu Edwina Satmoko Tanojo, pada kelas Pengantar Kesusastraan. Secara tersirat, beliau menyampaikan sebuah pesan sederhana bahwa bahasa yang tertuang dalam karya sastra bukanlah benda mati. Dari sana, bahasa menghubungkan tiap manusia dan kemanusiaannya melalui pemahaman atas kemajemukan sudut pandang. Pemerkayaan sudut pandang membuat benih-benih empati kita bertumbuh. Kita hanya perlu menyiraminya dengan air dari samudra pengetahuan dan perasaan.

Keberadaan bahasa juga menjadikan kehidupan kita penuh warna. Coba duduklah dengan nyaman dan perhatikan sekitar bahwa satu bahasa, bahasa Indonesia misalnya, dapat diucapkan dengan logat yang berbeda. Keunikan itu kemudian masuk melalui telinga kita dan mencapai denyut pemaknaan yang menghasilkan kebersyukuran. Pada titik itu, kita dapat mengatakan, “Terima kasih, Tuhan. Saya dilahirkan di tanah khatulistiwa yang indah ini.”

Meskipun begitu, tentu saja saya tidak dapat memaksa Kerabat Nara untuk mencintai bahasa. Saya mengerti, cinta tidak akan tumbuh dari pemaksaan. Namun, apabila Kerabat Nara menaruh hati pada kebahasaan, Narabahasa dengan senang hati membuka pintu rumahnya dan berkenan menyuguhkan sajian yang salah satunya berupa artikel. Selain melalui situs web, Kerabat Nara kini juga dapat menikmati sajian itu melalui Sinara. Sinara tersedia dalam dua versi, yaitu versi web yang dapat diakses pada alamat sinara.narabahasa.id dan versi aplikasi yang dapat diunduh pada Google Play Store.

Oh, ya. Sambil membaca artikel, jangan lupa untuk menjaga kesehatan Kerabat Nara di tengah kondisi yang serbataktentu ini. Narabahasa berharap agar Kerabat Nara selalu terlindung dari segala hal tidak baik yang mungkin terjadi. Bukankah begitu tenteram apabila kita dapat merasakan sentuhan matahari esok pagi? Nanti kita bertemu lagi dengan hati yang penuh cinta dan murni.