Menyusun Diktat, Bertatap Muka

oleh Ivan Lanin

Candra Agustus 2020 kami awali dengan penerbitan diktat pertama Narabahasa. Sebenarnya sudah lama kami merasa kurang nyaman dengan bahan kelas yang hanya berupa salindia (slide). Namun, apa daya, selama ini kami belum tahu bagaimana caranya menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran secara formal dan terstruktur. Tim Produk pun belajar dari berbagai sumber untuk dapat mewujudkan modul dan diktat bagi Kerabat Nara.

Setelah empat bulan lebih tidak mengadakan kelas tatap muka, pertengahan Juli yang lalu Narabahasa kembali menyelenggarakan kelas tatap muka. Tentu saja kelas itu kami lakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang memadai. Kelas tatap muka pertama dengan topik “Bahasa Media Sosial dan Penulisan Berita” kami berikan untuk Badan Informasi Geospasial (BIG) selama dua hari, sedangkan kelas kedua kami sampaikan untuk Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan topik “Keterampilan Komunikasi Bisnis”. Nawala ini pun saya tulis di salah satu hotel di Sentul di tengah rehat pelatihan “Penulisan Kedinasan Efektif” untuk Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Informasi dan Komunikasi.

Ibarat naik sepeda, mengajar dengan tatap muka pun terasa canggung setelah lama tidak dijalankan, apalagi dengan tambahan protokol kesehatan yang membatasi interaksi. Pada hari pertama mengajar untuk BIG, saya kagok. Pelindung wajah (face shield) yang saya pakai terasa mengganggu dan masker yang digunakan pun menghambat penyampaian komunikasi nonverbal. Suasana interaksi langsung lambat laun menghangatkan hati semua orang dan mencairkan kekikukan dalam kenormalan baru (new normal). Pertemuan tatap muka niscaya selalu mengungguli pertemuan virtual dalam hal jalinan sosial.

Dengan perlahan, tetapi malar, Narabahasa berupaya meningkatkan mutu kelas daring pengembangan keterampilan bahasa praktis kami. Pada musim kelima yang lalu, kami membagikan video kelas sebagai sarana pelepas rindu dan penerbit kenangan bagi para peserta. Pada musim keenam yang sedang berlangsung, teks diktat kami bagikan sebagai pundi pengetahuan yang tidak tertampung oleh medium lisan dan visual. Pada musim-musim mendatang, kami pun bertekad untuk senantiasa berinovasi untuk meningkatkan keterampilan bahasa para pengguna bahasa Indonesia secara menyenangkan.

Pesan kami selalu sama: Kuasai bahasa, kuasai dunia.

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar