Belum lama ini, saya berkirim surat pendek kepada seseorang. Beginilah bunyinya.
Terima kasih untuk kamu.
Kamu yang selalu bersedia memahamiku
sekaligus memaklumiku.
Kamu yang dalam letihmu masih rela mendengarku.
Kamu yang tidak pernah berhenti mengajarkanku
tentang hal baik meski aku menjelma buruk dalam tingkahku.
Kamu yang tidak pernah luput mengingatkanku
tentang pukul berapa aku harus makan dan istirahat tepat waktu.
Bagi sebagian besar manusia, untuk beberapa konteks, menyatakan ungkapan melalui tulisan lebih mudah ketimbang melalui lisan. Saya termasuk golongan yang demikian. Setidaknya, saya tidak perlu bersusah payah menyembunyikan wajah saya yang merona merah saat mesti mengekspresikan langsung melalui lisan.
Meski surat nonresmi lebih mementingkan kaidah rasa, bagi saya, kita tetap bisa memanfaatkan kekayaan bahasa. Dalam Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008), pemanfaatan atas kekayaan bahasa dalam menulis disebut dengan gaya bahasa. Saat menulis surat untuk gebetan, misalnya, Kerabat Nara tidak melulu hanya bisa memanfaatkan majas hiperbola sebagai salah satu gaya bahasa. Ada banyak sekali gaya bahasa lain yang bisa memperindah wacana sekaligus memperlancar usaha Kerabat Nara untuk mendapatkan hati si dia.
Nah, kembali pada surat pendek milik saya sebelumnya, secara tidak langsung, saya pun ternyata menggunakan beberapa gaya bahasa. Yang paling jelas terlihat ialah perulangan kata kamu pada awal kalimat. Teknik tersebut dinamakan gaya bahasa anafora. Anafora merupakan pengulangan bunyi, kata, atau struktur sintaktis awal pada larik-larik atau kalimat-kalimat yang berturutan. Selain anafora, surat pendek di atas pun mengandung gaya bahasa epifora. Jika perulangan bunyi, kata, atau struktur sintaktis gaya bahasa anafora terletak pada bagian awal, epifora sebaliknya.
Kalau Kerabat Nara meramban ke sinara.narabahasa.id, Kerabat Nara pun akan menemukan pemanfaatan gaya bahasa pada judul-judul Kelas Daring Singkat (KDS)—sebuah program baru Narabahasa dengan harga tiket masuk hanya Rp16.000. Misalnya, Berdamai dengan Panik-Panik Asyik saat Menyusun Surat Elektronik, Langkah Sukses Melamar Kerja sebelum Melamar Dia, dan Kiat Ampuh Membuat Hati Gebetan Luluh. Topik yang ketiga tersebut akan membahas sedikit mengenai pemanfaatan gaya bahasa dalam menulis surat cinta.