Numeralia adalah kata bilangan yang menunjukkan jumlah, baik entitas bernyawa maupun tidak bernyawa. Tentunya Kerabat Nara sudah familier dengan bentuk-bentuk numeralia, seperti pertama, dua belas, satu-satu, atau seluruh. Namun, apakah Kerabat Nara tahu pengklasifikasian numeralia?

Kali ini, saya akan memaparkan jenis-jenis numeralia berdasarkan pemahaman Moeliono dkk. dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017).

 

Numeralia Pokok

Numeralia pokok atau numeralia kardinal diartikan sebagai numeralia yang menjadi dasar dari bilangan yang lain. Jenis ini digolongkan lagi menjadi numeralia pokok tentu, numeralia pokok kolektif, numeralia pokok distributif, numeralia pokok taktentu, numeralia pokok klitik, dan numeralia pokok pecahan.

  1. Numeralia pokok tentu

Numeralia ini mengacu pada bilangan utuh. Contohnya adalah 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), 10 (sepuluh), dan 100 (seratus). 

  1. Numeralia pokok kolektif

Ciri numeralia ini ditandai dengan prefiks ke-, seperti kedua, ketiga, dan keempat. Dalam kalimat, numeralia pokok kolektif lazim diikuti dengan nomina. Contohnya adalah kedua anak, ketiga sahabat, atau keempat mobil. Selain itu, ada pula numeralia pokok kolektif yang dibubuhi prefiks ber- setelah pronomina persona: kamu bertujuh, kita berdua, dan mereka bersebelas.

  1. Numeralia pokok distributif

Secara umum, numeralia pokok distributif terbentuk melalui pengulangan numeralia, seperti satu demi satu dan masing-masing. Selain itu, setiap dan tiap-tiap juga tergolong ke dalam numeralia pokok distributif karena menyatakan makna ketunggalan atau keindividualan.

  1. Numeralia pokok taktentu

Numeralia ini mengacu pada jumlah yang tidak pasti. Contohnya adalah banyak, berbagai, beberapa, pelbagai, sedikit, semua, seluruh, segala, dan segenap. Perlu diketahui juga, numeralia pokok taktentu lazim diletakkan di muka nomina. Contoh:

  • berbagai cara
  • sedikit air
  • banyak masalah
  • segenap insan
  • segala persoalan
  • seluruh bangsa

Lebih dari itu, numeralia pokok taktentu juga dapat dikonstruksi dengan penambahan prefiks ber- pada nomina numeral yang diulang. Contohnya adalah berpuluh-puluh, beratus-ratus, dan berjuta-juta. Kemudian, penambahan sufiks -an pada nomina numeral pun turut membentuk numeralia pokok taktentu, seperti puluhan, ratusan, dan jutaan.

  1. Numeralia pokok klitik

Numeralia ini diserap dari bahasa Jawa Kuno dan menempel sebagai proklitik di depan nomina. Contohnya adalah eka-, dwi-, tri-, catur-, panca, sapta-, dan dasa-.

  1. Numeralia pokok pecahan

Numeralia ini dicirikan dengan kata per-, seperti satu perempat, seperlima, dan tujuh perenam belas. Numeralia pecahan pun dapat diwakili oleh seperdua, setengah, dan separuh

 

Numeralia Tingkat

Numeralia tingkat hampir serupa dengan numeralia pokok kolektif. Keduanya sama-sama memiliki awalan ke-. Namun, ada perbedaannya. Apabila numeralia pokok kolektif diletakkan di muka nomina, numeralia tingkat diletakkan di belakang nomina. Ketiga pemain adalah contoh numeralia pokok kolektif, sedangkan pemain ketiga adalah contoh numeralia tingkat. 

Perbedaan lainnya juga dapat kita teliti melalui penggunaan kata pertama dan kesatu. Pada numeralia pokok kolektif, kata pertama tidak dapat digunakan. Frasa pertama pemain atau kesatu pemain tidak kita temukan. Sebaliknya, frasa pemain pertama atau pemain kesatu sering kita dengar. Dengan demikian, kata pertama dan kesatu hanya dapat digunakan dalam frasa numeralia tingkat.

 

Rujukan: Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin