Tabik,

Pekan lalu Program Pramubahasa Angkatan #1 dimulai. Program itu adalah program bermagang selama tiga bulan di Narabahasa bagi mahasiswa strata 1 (S-1) yang memiliki renjana untuk bekerja dalam bidang jasa bahasa. Kata “pramubahasa” kami ciptakan dari gabungan bentuk terikat “pramu-“ dan kata “bahasa” sebagai suatu nama panggilan kesayangan yang khas bagi peserta program itu. Pembentukan kata itu dilakukan melalui analogi dengan kata serupa, seperti “pramugari” dan “pramuwisata”. Mudah-mudahan program itu dapat mewujudkan muruah para pemberi jasa dalam bidang bahasa.

Setelah menyeleksi 265 pelamar, kami memilih empat orang untuk menjadi pramubahasa angkatan pertama, yaitu Harrits (Produk), Sysil (Pemasaran), Alvien (Operasi), dan Ben (Digital). Kehadiran tiga laki-laki tersebut mengakhiri masa sendirian saya sebagai satu-satunya laki-laki di tengah para pramunara perempuan perkasa Narabahasa. Di hari pertama bermagang, 1 Juli 2020, para pramubahasa langsung mengawali hari dengan mengikuti rapat koordinasi melalui telekonferensi.

Pekan Lalu dan Pekan Ini

Pekan lalu, kami mengadakan tiga kelas daring publik dan dua kelas daring griyaan. Tiga kelas daring publik itu ialah Keterampilan Bahasa untuk Jurnalis, Penulisan Surat Resmi, dan Penulisan Ilmiah. Kemudian, kami juga mengadakan griyaan daring Penulisan Efektif Kedinasan untuk salah satu kementerian dan Keterampilan Komunikasi Bisnis untuk salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta. Semua kelas berhasil terlaksana dengan lancar.

Kelas griyaan untuk BUMD yang kami laksanakan pekan lalu merupakan kelas pertama dari empat kelas yang direncanakan. Kelas itu kami beri judul “Dasar Keimanan Berbahasa Indonesia”. Kami pikir, penumbuhan keimanan atau kepercayaan terhadap kekuatan bahasa merupakan langkah awal peningkatan keterampilan bahasa. Tanpa kepercayaan, segala upaya apa pun tiada mungkin mencapai hasil optimal.

Pekan ini, ada lima kelas daring yang akan kami selenggarakan, yaitu Penulisan Laporan Efektif, Penceritaan, Penulisan Ilmiah Populer, Penyuntingan Bahasa Dasar untuk Penulis, dan Bahasa Presentasi Efektif. Kelas Penceritaan diampu oleh Windy Ariestanty, sedangkan di kelas Penyuntingan Bahasa Dasar untuk Penulis, Windy akan berduet dengan saya. Tiga kelas lainnya, saya ajar sendiri.

Laporan dan Presentasi

Penulisan laporan dan penyajian presentasi merupakan bagian dari komunikasi bisnis. Jika diurutkan dari tingkat kompleksitasnya, komunikasi bisnis terdiri atas surat, laporan, presentasi, dan rapat. Surat dan laporan menekankan pada komunikasi tulis, sedangkan presentasi dan rapat menekankan pada komunikasi lisan.

Penulisan laporan lebih sulit daripada penulisan surat. Hal ini disebabkan jenis laporan yang beragam dan isi laporan pada umumnya lebih kompleks daripada isi surat. Jenis laporan dapat ditinjau dari berbagai aspek. Dari sifatnya, laporan dapat dibagi menjadi laporan informatif, analitis, dan persuasif. Isi laporan bergantung pada jenisnya, tetapi secara umum dapat dibagi tiga, yaitu pendahuluan, pembahasan atau isi, dan penutup. Penentuan jenis dan isi suatu laporan bergantung pada tujuan dan pembaca laporan itu.

Penyajian presentasi acap menjadi bagian dari penyelenggaraan rapat. Selain memerlukan keterampilan komunikasi verbal (lisan dan tulisan), kedua komunikasi bisnis ini juga memerlukan keterampilan komunikasi nonverbal, seperti ekspresi, gestur, dan suara. Setelah ditetapkan tujuannya, presentasi perlu disiapkan dengan memperhatikan audiens, bahan, penyaji, sarana, dan tempat. Dalam penyajiannya, presentasi perlu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembuka, utama, dan penutup.

Kelas Penulisan Laporan Efektif dan Bahasa Presentasi Efektif akan memberikan gambaran lebih jelas tentang dua jenis komunikasi bisnis yang dibahas di atas. Kami rasa, penguasaan terhadap penulisan laporan dan penyajian presentasi merupakan keterampilan praktis yang perlu dimiliki setiap pekerja profesional.

Salam takzim,