
Narabahasa dan Mizan Publishing Bahas Serba-serbi Perubahan Penerbitan Buku
Industri penerbitan buku dewasa ini mengalami beberapa perubahan akibat perkembangan zaman. Hal tersebut diungkapkan Esti Budihabsari, Manajer Redaksi Buku Umum dan Remaja Mizan Publishing, kepada tim Narabahasa dalam sesi berbagi yang dilaksanakan pada Rabu, 26 Januari 2022.
Esti menyebutkan, penerbit tidak lagi sekadar menghasilkan buku cetak, tetapi juga buku elektronik yang dijual di platform daring. Hal itu turut berdampak terhadap penerbitan International Standard Book Number (ISBN).
“Misalnya, kalau satu publikasi itu akan kita buat menjadi buku cetak, kemudian kita bikin PDF, EPUB, dan audiobook, kita harus daftar [ISBN] satu-satu. Jangan dibarengin. Kalau dibarengin, nanti pencariannya akan susah,” jelas Esti.
Walaupun perkembangan buku elektronik terus meningkat, eksistensi buku cetak masih tetap bertahan. Esti mengaku, Mizan Publishing justru mengalami kenaikan penjualan buku cetak selama masa pandemi Covid-19.
“Mizan naiknya sampai 98 persen. Kalau e-book sendiri, dari keseluruhan omzet bulanan, maksimal sekitar 3 persen. Jadi, memang belum bisa menggantikan omzet buku cetak kalau di Mizan,” imbuhnya.
Perubahan lainnya dalam industri penerbitan buku juga dapat dilihat dari alur penerbitannya. Menurut Esti, terdapat empat tahap dalam alur penerbitan buku, yaitu naskah, redaksi, distribusi, dan penjualan.
Pada tahap pertama, yakni pengumpulan naskah, Mizan Publishing tengah mencoba mengubah paradigma. Alih-alih menyebut draf buku sebagai naskah, Mizan kini menyebutnya sebagai konten.
“Dulu orang bilangnya manuskrip, yang urut dari depan ke belakang. Tapi, sekarang naskah itu bisa dalam bentuk video, podcast, status, dan gambar. Berbagai macam. Ada yang masuk email. Ada juga yang akuisisi aktif,” kata Esti.
Selanjutnya, pada tahap redaksi, Mizan menganalisis persona penulis saat mengakuisisi sebuah konten. Hal itu bertujuan untuk menciptakan konsep dan kemasan buku yang lebih sesuai dengan karakteristik audiens.
“Ini melibatkan digital marketing. Rata-rata, penulis atau content creator punya media sosial. Kita lihat followers-nya siapa, dia aktif di komunitas mana saja. Kemudian, kita memikirkan kreativitas konsep dan kemasan,” terang Esti.
Terkait konsep buku, Mizan menyesuaikannya dengan perkembangan teknologi. “Kita berpikir bagaimana kita bisa menggabungkan media-media lain ke dalam buku. Terutama dalam buku anak, kita bisa kasih aplikasi augmented reality. Ada games. Ada e-pen yang bisa mengeluarkan bunyi. Jadi, semacam komplementer,” jelasnya.
Penerbitan buku berlanjut hingga tahap distribusi. Saat ini, distribusi buku tidak cukup untuk toko buku saja. Menurut Esti, kunci distribusi buku dewasa ini bergantung pada kampanye dan strategi promosi.
“Orang itu harus tahu duluan apa saja yang akan kita lakukan, komunitas apa yang akan kita gandeng, bahkan juga tokoh-tokoh siapa yang akan kita tarik untuk memberikan endorse. Kemudian juga, kita harus memikirkan psikologis harga jual,” papar Esti.
Tidak hanya itu, tahap penjualan buku pun turut berubah. Selain memanfaatkan jaringan toko buku luring, perusahaan penerbitan kini lebih mengoptimalkan penjualan di lokapasar, pengecer (reseller), dan kegiatan/acara (event).
“Event ini tidak sekadar buka gudang, tapi juga pelatihan penulis, kumpul komunitas, atau mungkin kita mengundang penulis untuk berpartisipasi,” tambahnya.
Perubahan-perubahan dalam industri penerbitan buku tersebut pada akhirnya memperluas ekosistem penerbitan. Terdapat banyak bagian yang saling berkesinambungan, yakni pencipta konten, penulis, penerbit, promotor, distributor, toko, dan komunitas.
“Semuanya itu berkesinambungan. Tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain. Jadi, semuanya harus bergerak bersama, memperlakukan buku sebagai konten yang bisa lintas media,” kata Esti pada akhir pemaparannya.
Penulis: Fath Putra Mulya
Penyunting: Harrits Rizqi
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam