Kelas Daring Singkat (KDS) Narabahasa bertajuk “Kiat Ampuh Membuat Hati Gebetan Luluh” mengupas dua hal yang perlu dipahami saat menulis surat cinta. Materi itu disampaikan oleh Dessy Irawan—Manajer Produk, Digital, dan Humas Narabahasa—pada Selasa, 29 Maret 2022.

Menurut Dessy, ada dua hal yang penting dipahami untuk menulis surat cinta, yaitu hakikat dan teknik menulis. “Mungkin harapannya, selesai ikut kelas ini, Mbak dan Mas mulai berani menulis. Yang sudah terbiasa menulis jadi tahu hal-hal yang mungkin selama ini tidak diketahui atau mungkin bisa membuka bisnis membuat surat cinta,” kata Dessy membuka kelas.

Tidak ada teori atau penelitian ilmiah terkait surat cinta. Namun begitu, jenis tulisan ini memiliki karakteristik, struktur, dan kelengkapan tersendiri. Adapun karakteristik surat cinta yang dimaksud Dessy menyoal fungsi dan kriteria. Surat cinta memiliki fungsi ekspresi, komunikasi, dan sosial. “Sama seperti fungsi bahasa,” ujarnya.

Sebagai ekspresi, surat cinta menjadi medium penyampaian gagasan kepada orang lain. Di lain sisi, sebagai komunikasi, surat cinta mempunyai tolok ukur keberhasilan tertentu, yakni si penerima surat dapat menangkap makna sesuai dengan harapan pengirim.

“Kalau tadi kita bilangnya, ‘Gue suka sama lo’, ya, yang sampai ke penerima pesan harus sama. Jangan sampai kita menyampaikan ekspresi suka, [tetapi] yang diterima oleh sasaran pesan malah sebaliknya,” jelas Dessy.

Sementara, pada fungsi sosial, surat cinta mengandung makna persuasif dan ikatan sosial. Surat cinta diharapkan dapat memengaruhi atau setidaknya mengubah si penerima pesan. Hal itu berkaitan dengan diterima atau tidaknya ajakan atau permintaan lain yang tertulis di dalam surat tersebut.

“Pada praktiknya, ketika kita menulis surat cinta kepada seseorang, mungkin fungsi yang terpenuhi itu hanya salah satu atau ketiganya,” kata Dessy.

Lebih lanjut, Dessy mengatakan bahwa ada tiga karakteristik surat cinta. Berbeda dengan surat resmi, surat cinta tergolong dalam surat pribadi dan tidak mempunyai templat standar, termasuk dari segi panjang atau pendeknya surat. Selain itu, surat cinta lebih mementingkan kaidah rasa.

“Tujuan utama dari kita membuat surat cinta adalah menyatakan apa yang kita rasa. Dan, karena kaidah rasa ini, di dalam surat cinta itu banyak kata yang terkesan lebay, dilebih-lebihkan, atau puitis,” terangnya.

Meskipun surat cinta tidak memiliki templat standar, Dessy tetap membagikan struktur yang dapat dijadikan patokan. Menurutnya, surat cinta terdiri atas bagian pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka diisi dengan nama penerima dan salam pembuka. Bagian isi mengandung pesan yang ingin diutarakan. Terakhir, bagian penutup berisi salam penutup dan nama pengirim.

Setelah memahami karakteristik dan struktur surat cinta, selanjutnya ialah mempersiapkan kelengkapan wacana. Kelengkapan wacana surat cinta terdiri atas perancangan, penyusunan, dan penyajian. “Saat memproduksi wacana, ada baiknya kita mempersiapkan tiga hal ini,” ujar Dessy. 

Kelengkapan wacana tersebut sekaligus menjadi teknik menulis surat cinta. Pada tahap perancangan, penerima dan tujuan surat ditentukan. Penerima surat cinta tidak hanya kekasih atau gebetan, tetapi juga orang tua, kerabat, atau teman. Sementara, tujuan surat cinta, antara lain, mengungkapkan perasaan, meminta maaf, dan menjalin atau mempertahankan hubungan.

Setelah itu, pada tahap penyusunan, kerangka surat dibuat. Dessy menyarankan agar penulis surat menggunakan sapaan yang personal dan gaya bahasa yang indah. Terkait hal itu, penulis bisa menggunakan alat bantu penulisan, seperti Tesaurus untuk diksi, Rima Kata untuk keindahan bunyi, dan KBBI untuk ejaan kata. Kemudian, pada tahap penyajian, penulis menentukan media dan format surat.

Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi