Ivan Lanin dalam GSMS: ASN Harus Kuasai Tiga Laras Bahasa
Narabahasa hadir dalam Government Social Media Summit (GSMS) 2021 dengan mengisi salah satu rangkaian acara di GSM Conference pada Rabu, 24 November 2021, melalui ruang Zoom. Konferensi bertajuk “Penerapan Prinsip Trigatra Bahasa dalam Bermedia Sosial” itu menghadirkan Ivan Lanin (Direktur Utama Narabahasa), Dewi Avilia (Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing), dan Faiz Rahman (Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Pemprov Jawa Barat).
Dalam pemaparannya, Ivan mengatakan bahwa orang Indonesia perlu belajar tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia, daerah, dan asing. Hal tersebut tecermin pada trigatra bahasa.
“Trigatra bahasa ini maksudnya kita mesti mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing,” kata Ivan.
Lebih lanjut, menurutnya, berbahasa yang baik adalah yang sesuai dengan konteks. Ia pun kemudian menjelaskan lima konteks berbahasa yang baik. Pertama ialah melihat situasinya, yakni resmi atau tidak resmi. Kedua, memperhatikan sarananya berupa lisan atau tulisan. Ketiga, melihat kedudukan atau hubungan lawan bicara. Keempat, melihat tempat dan waktu saat berkomunikasi. Terakhir, menyesuaikan dengan bidang laras bahasa yang digunakan.
Dalam bermedia sosial, hal utama yang perlu diperhatikan ialah penggunaan laras bahasa. Dijelaskannya, media sosial termasuk dalam laras bahasa kreatif. Ciri dari laras itu ialah kalimat dan paragrafnya pendek, pilihan katanya santai, serta ejaannya kreatif.
“Paling tidak, seorang ASN (aparatur sipil negara) yang sekaligus sebagai pengurus media sosial harus menguasai tiga laras bahasa. Ia membuat naskah dinas dengan laras bahasa bisnis, membuat siaran pers dengan laras bahasa jurnalistik, dan membuat kiriman media sosial dengan laras bahasa kreatif,” lanjutnya.
Pada akhir paparannya, Ivan berkata bahwa bagi lembaga, media sosial merupakan sarana diplomasi kebahasaan. Ada beberapa kiat yang diberikannya agar konten di media sosial dapat diterima audiens dengan baik, antara lain, memperhatikan wacana, struktur kalimat, hingga diksi. Selain itu, pemberian kata sapaan, kata seru, dan emoji juga dapat membuat konten tersebut tidak kaku.
***
Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa
- Bimbingan Teknis Mahkamah Agung bersama Narabahasa
- Tapak Tilas Menulis Horor bersama Diosetta
- Tabah bersama Uni Salsa,Terbaik V Putri Duta Bahasa 2023
- Korespondensi dan Wicara Publik bersama BPK RI
- Bimbingan Teknis Polda Metro Jaya bersama Narabahasa