Asep Wijaya, calon widyaiswara di Narabahasa, berbagi kiat menyusun berita khas (feature) dalam Safari Profesi bertajuk “Menulis Berita Khas Tanpa Ngegas” pada Sabtu, 4 Desember 2021, di ruang Zoom.

Menurutnya, ada empat tahap dalam penyusunan jenis berita tersebut, yakni perencanaan, peliputan, penulisan, dan penyuntingan.

Pada tahap perencanaan, seorang jurnalis perlu meriset rencana peliputan terlebih dahulu. Riset itu dilakukan dengan mengumpulkan ide-ide dari berbagai bahan.

“Riset ini berkaitan dengan ide yang akan dikembangkan untuk peliputan. Risetnya dapat berdasarkan berita-berita yang sudah ada. Selain itu, kita juga dapat membaca referensi lainnya, seperti data penelitian dan jurnal ilmiah. Itu dapat kita manfaatkan sebagai bahan riset,” ucapnya.

Di samping meriset, jurnalis juga perlu memperhatikan aspek kelayakan berita, tenggat, dan sumber daya yang ada. Setelah itu, tiap jurnalis dapat menyiapkan pertanyaan dan menentukan narasumber yang akan dihubungi.

Tahap selanjutnya ialah peliputan. Pada tahap ini, jurnalis perlu mewawancarai narasumber. Asep mengatakan, wawancara dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Kemudian, jurnalis mengembangkan pertanyaan tersebut berdasarkan respons dari narasumber.

Lebih lanjut, saat peliputan, jurnalis juga perlu mengobservasi segala hal, seperti mengidentifikasi narasumber, mengamati suasana, dan mencatat peristiwa penting.

“Bahkan, pada berita khas, kita harus mengenali narasumber itu sekalipun dari tampilan fisiknya. Dari tampilan fisik itu, kita akan mendapatkan cerita-cerita kecil,” tambah Asep.

Usai meliput, tahap selanjutnya ialah menulis. Pada bagian ini, Asep terlebih dahulu berbagi tentang penggunaan piramida terbalik. Ia menyampaikan, piramida terbalik terdiri atas tajuk, teras, tubuh, dan ekor.

Asep kemudian membagikan beberapa cara menulis teras berita khas, di antaranya, teras menuding, menggoda, dan deskriptif. Ia juga membagikan cara menulis tubuh berita khas. Menurutnya, tubuh itu dapat ditulis berdasarkan urutan logis, kronologis, dan ruang. Terakhir, pada ekor, Asep menjelaskan beberapa jenis penulisan, seperti penegasan, ringkasan, dan kesimpulan.

Tahap penyusunan berita khas yang terakhir ialah penyuntingan. Etik, substansi, bahasa, dan format adalah empat aspek yang perlu diperhatikan saat menyunting berita khas.

“Aspek etik berkaitan dengan hukum pers, kode etik, serta kode perilaku. Lalu, substansi berkaitan dengan akurasi fakta, kelayakan, kelengkapan, dan kedalaman,” kata Asep.

“Dari sisi bahasa, berita khas perlu disunting berdasarkan kaidah dan logika bahasa. Terakhir, format penulisannya juga perlu diperhatikan, seperti gaya selingkung, pembingkaian, dan jenis,” lanjutnya. 

***

Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi