Suatu Sesuatu

oleh Yudhistira

Kapan kita menggunakan kata suatu dan sesuatu? Dua kata ini, berdasarkan kamus kita, memiliki kelas kata yang berbeda. Suatu adalah numeralia yang memaknai ‘satu; hanya satu’, sedangkan sesuatu merupakan pronomina yang berarti ‘kata untuk menyatakan barang atau hal yang tidak tentu’.

Coba perhatikan dua kalimat ini.

  1. *Pada sesuatu hari nanti, saya akan mengalahkanmu.
  2. *Ilham melihat orang itu sedang memikirkan suatu.

Terdengar aneh, bukan? Pada contoh pertama, kata suatu rasanya lebih cocok digunakan. Sementara itu, contoh kedua agaknya lebih berterima jika suatu digantikan dengan sesuatu.

  1. Pada suatu hari nanti, saya akan mengalahkanmu.
  2. Ilham berfirasat orang itu sedang memikirkan sesuatu.

Menurut Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2 (2007), perilaku sintaksis suatu dan sesuatu tidaklah sama. Kata suatu langsung diikuti nomina, suatu hari contohnya. Suatu sebaiknya tidak diletakkan pada akhir kalimat. Sebaliknya, sesuatu dapat berposisi di akhir kalimat. Sesuatu pun bisa diikuti oleh kata lain dengan dijembatani konjungtor yang. Contohnya adalah Ilham berfirasat orang itu sedang memikirkan sesuatu yang ekstrem. Selain itu, sesuatu dapat juga ditutup dengan keterangan, seperti Ilham berfirasat orang itu sedang memikirkan sesuatu di kamarnya.

Meskipun terdengar mirip, suatu dan sesuatu digunakan untuk menjalankan fungsi yang berbeda. Sejauh ini, saya belum menemukan proses pembentukan kata suatu dan sesuatu: apakah suatu terbentuk dari kata satu yang mendapatkan infiks -u- dan sesuatu merupakan hasil dari suatu yang menerima prefiks se-?

#morfologi #sintaksis #suatu #sesuatu

Rujukan: Sugono, Dendy. (ed). 2007. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

 

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar