Sebelumnya, kita telah mengenal perbedaan frasa dan klausa. Kita juga sudah mengupas seluk-beluk frasa. Nah, kali ini, saya akan menjelaskan penggolongan klausa berdasarkan struktur dan unsur segmentalnya.

Struktur Klausa

Berdasarkan pemaparan Ramlan (1987: 136), klausa memiliki dua jenis struktur, yakni klausa lengkap dan tak lengkap. Klausa lengkap adalah klausa yang setidaknya memiliki subjek dan predikat. Ditilik dari pemosisiannya, klausa lengkap dengan subjek di depan predikat disebut sebagai klausa lengkap susun biasa. Contohnya adalah orang itu sangat pintar. Apabila dibalik, yakni ketika predikat mendahului subjek, klausa akan menjadi klausa lengkap inversi. Contohnya adalah sangat pintar orang itu.  

Sementara itu, klausa tak lengkap adalah klausa yang tidak memiliki subjek. Abdul Chaer (2007: 236) bahkan menambahkan bahwa klausa yang tidak memiliki predikat juga dapat dikatakan sebagai klausa tak lengkap. Contoh klausa tak lengkap sering kita jumpai pada percakapan sehari-hari atau wawancara, seperti saya ke situ serta makan nasi dan minum obat. Pada contoh pertama, hanya ada subjek saya dan keterangan ke situ. Kemudian, contoh kedua hanya memuat predikat dan objek.

Unsur Segmental dalam Klausa

Unsur segmental adalah kategori kata atau frasa yang berdiri sebagai predikat dalam suatu klausa.

a. Klausa Nominal

Dalam klausa nominal, fungsi predikat diduduki oleh kata atau frasa yang merupakan nomina. Misalnya, dia dosen sastra dan rumah saya.

b. Klausa Verbal

Di sini, kata atau frasa verbal berposisi sebagai predikat. Misalnya, dia mengerjakan tugas itu dan saya memakan roti.

c. Klausa Bilangan

Apabila kata atau frasa golongan bilangan berdiri sebagai predikat, klausa akan disebut sebagai klausa bilangan. Contohnya adalah gajinya tujuh juta per bulan dan anaknya tiga orang

d. Klausa Depan atau Preposisional

Dalam klausa depan atau preposisional, kata depan atau preposisi bertindak sebagai predikat. Misalnya, nenek dari pasar dan dia ke Medan.

Selain empat kategori tersebut, Chaer menambahkan dua jenis lagi, yaitu klausa adjektival dan adverbial. Contoh klausa dengan predikat berupa kata atau frasa golongan adjektiva adalah perempuan itu cantik. Sementara itu, contoh klausa adverbial adalah bandelnya teramat sangat.

Dapat kita lihat, contoh-contoh pada klausa nominal, bilangan, dan preposisional tergolong ke dalam klausa tak lengkap. Dalam ragam resmi, ketiga klausa tersebut sebaiknya disempurnakan menjadi dia merupakan dosen sastra, anaknya berjumlah tiga orang, dan nenek pulang dari pasar. Jika demikian, klausa-klausa itu beralih menjadi klausa verbal.

Untuk pemahaman yang komprehensif, Kerabat Nara dapat membaca artikel sebelumnya mengenai perbedaan “Frasa dan Klausa” serta klausa subordinatif dan utama sebagai pembentuk kalimat.

 

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Harrits

Rujukan:

  • Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
  • Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. “Karyono”.
  • Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.