Konstruksi Kalimat: Dislokasi Kanan

oleh Yudhistira
Ilustrasi Konstruksi Kalimat: Dislokasi Kanan

Berbanding terbalik dari dislokasi kiri, dislokasi kanan adalah konstruksi kalimat yang memindahkan unsur tertentu ke sebelah kanan kalimat, yakni akhir kalimat. Pemindahan ini  tentunya tetap meninggalkan jejak di tempat semula. Jika dislokasi kiri memindahkan unsur kalimat untuk menjadikannya sebagai topik, dislokasi kanan berfungsi untuk menegaskan kembali status ketopikan unsur yang dipindahkan. Perhatikan contoh berikut ini.

  1. Anak pindahan itu cantik sekali.
  2. Dia cantik sekali, anak pindahan itu. 

Dislokasi kanan dilakukan pada unsur anak pindahan itu yang merupakan frasa nominal takrif. Pada kalimat kedua, anak pindahan itu dipindahkan ke akhir kalimat dan meninggalkan jejak berupa pronomina dia pada awal kalimat.

Selain itu, dislokasi kanan juga dapat diterapkan pada frasa preposisional bercirikan tempat (lokatif) dan frasa nominal bercirikan waktu (temporal). Berikut ini adalah contoh yang membandingkan dislokasi kiri dan kanan. 

1. a. Dokter belum memeriksa pasien itu tadi pagi. 

    b. Dokter belum memeriksanya tadi pagi, pasien itu.

    c. Pasien itu, dokter belum memeriksanya tadi pagi.

2. a. Gempa sangat terasa di kaki Gunung Merapi.  

    b. Gempa sangat terasa di sana, di kaki Gunung Merapi.

    c. Di kaki Gunung Merapi, gempa sangat terasa di sana.

3. a. Dia masih tinggal di rumah ibunya tahun 2018.

    b. Dia masih tinggal di rumah ibunya waktu itu, tahun 2018.

    c. Tahun 2018, dia masih tinggal di rumah ibunya waktu itu.

Seperti yang kita lihat, semua kalimat a adalah bentuk kalimat dasar. Selanjutnya, semua kalimat b merupakan hasil konstruksi kalimat dislokasi kanan. Kemudian, semua kalimat c adalah konstruksi kalimat dislokasi kiri.

Meskipun sekilas terlihat serupa, dislokasi kiri dan kanan berbeda dengan pengedepanan dan pengebelakangan. Ingat, konstruksi kalimat lewat dislokasi selalu meninggalkan jejak.

 

Rujukan:

Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar