Jenis Klausa Verbal

oleh Yudhistira
Ilustrasi Jenis Klausa Verbal

Sebelumnya, kita sudah mengetahui struktur dan unsur segmental dalam klausa. Berdasarkan kategori kata atau frasa yang berkedudukan sebagai predikat, unsur segmental dalam klausa dapat dibedakan menjadi klausa nominal, verbal, bilangan, dan preposisional. Pada tulisan ini, saya akan menjabarkan jenis-jenis klausa verbal berdasarkan pemaparan Ramlan dan Kridalaksana, dkk..

Menurut Ramlan dalam Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis (1987), klausa verbal pun dapat digolongkan lebih lanjut menjadi klausa verbal adjektival, verbal intransitif, verbal aktif, verbal pasif, verbal refleksif, dan verbal resiprokal.

Verbal Adjektival

Klausa verbal adjektival memiliki predikat berupa adjektiva atau frasa verbal yang memiliki pewatas kata sifat. Contoh:

  1. udaranya panas sekali
  2. pelayanannya kurang memuaskan

Verbal Intransitif

Klausa ini memiliki predikat berupa kata kerja intransitif atau frasa verbal yang unsur pusatnya merupakan verba intransitif. Contoh:

  1. burung-burung beterbangan di langit
  2. mereka sedang berada di luar negeri

Verbal Aktif

Pada klausa verbal aktif, fungsi predikat dipenuhi oleh kata kerja bergolongan verbal transitif atau frasa verbal yang unsur pusatnya merupakan verba transitif. Contoh:

  1. dia menyesap kopinya
  2. aku membaca novel

Verbal Pasif

Klausa verbal pasif memiliki predikat yang tergolong verba pasif atau frasa verbal yang unsur pusatnya berupa kata kerja pasif. Contoh:

  1. semangat ini harus kita pelihara
  2. dia terpikat oleh karismanya

Verbal Refleksif

Pada klausa ini, predikat adalah kata kerja refleksif yakni kata kerja yang menyatakan “perbuatan” dan berkenaan dengan “pelaku” itu sendiri. Contoh:

  1. aku tidak mau melibatkan diri dalam praktik korupsi
  2. mereka sedang mempersiapkan diri

Verbal Resiprokal

Klausa verbal resiprokal memiliki predikat berupa verba resiprokal, yakni kata kerja yang menyatakan kesalingan. Contoh:

  1. lelaki dan perempuan itu saling berpandang-pandangan
  2. mereka selalu ejek-mengejek

Sementara itu, dalam Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis (1985), Kridalaksana, dkk. sedikit banyak menuliskan penamaan dan penggolongan yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai klausa verbal transitif aktif, klausa verbal transitif pasif, klausa verbal transitif medial, transitif resiprokal, verbal antipasif, dan verbal antiaktif, dan verbal intransitif.

Verbal Transitif Aktif

Klausa ini menunjukkan bahwa subjek melakukan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Predikat verbal pada umumnya ditandai dengan prefiks me(N)- dan  ber- atau tidak ditandai dengan prefiks apa pun. Contoh:

  1. kekurangan gizi menurunkan kesehatan jasmani
  2. biar aku jadi diri sendiri

Verbal Transitif Pasif

Di sini, klausa subjek menjadi sasaran “perbuatan” atau aktivitas verba. Contoh:

  1. ia dihina
  2. ia dicap buruk

Verbal Transitif Medial

Klausa ini merupakan klausa refleksif yang diungkapkan oleh Ramlan. Contoh:

  1. aku bercukur
  2. dia melarikan diri

Verbal Transitif Resiprokal

Serupa dengan penjelasan Ramlan, klausa ini menekankan kata kerja yang menandakan kesalingan. Namun, Kridalaksana melakukan pembagian yang lebih terperinci sebagai berikut:

  • Subjek pluralis yang melakukan aktivitas yang berbalasan dan memiliki verba yang ditandai dengan prefiks ber- seperti “mereka berkelahi”, konfiks ber- dan -an seperti “pendapat mereka bertentangan”, serta awalan saling me- seperti “keduanya saling memukul”
  • Subjek singularis yang melakukan aktivitas berbalasan dengan objek dan memiliki verba yang ditandai melalui pola ber-V-an. Contoh: “ia berpandangan dengan temannya”

Verbal Antipasif

Klausa ini disebut antipasif karena terasa janggal apabila diubah ke dalam bentuk pasif. Lebih dari itu, klausa verbal antipasif memiliki verba aktif dan objek yang bersifat general. Contoh:

  1. adik suka membaca buku
  2. dia gemar menyanyikan lagu

Verbal Antiaktif

Sementara itu, klausa verbal antiaktif memiliki verba pasif dengan subjek yang bersifat general. Contoh:

  1. penumpang dilarang merokok
  2. pembeli diharapkan membayar dengan uang pas

Verbal Intransitif

Sama seperti yang dipaparkan Ramlan, klausa jenis ini tidak memiliki objek atau sasaran. Contoh:

  1. mereka pergi
  2. para petani giat bekerja

Dibandingkan dengan klausa nominal, bilangan, dan preposisional, klausa verbal memiliki penggolongan yang khusus. Lebih dari itu, pengategorian dari Ramlan dan Kridalaksana, dkk. memiliki perbedaan dari segi nama dan saling melengkapi.

Ramlan memaparkan klausa verbal dengan pewatas adjektiva, tapi Kridalaksana, dkk. tidak. Kemudian, buku Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis menjelaskan klausa verbal antipasif dan antiaktif. Hal ini tidak dijabarkan oleh Ramlan. Selain itu, terdapat penamaan yang berbeda menyoal keterkaitan antara “pelaku” dengan “aktivitas”. Ramlan menyebutnya sebagai klausa verbal refkleksif sedangkan Kridalaksana, dkk. menamainya klausa verbal medial. Namun, menyangkut klausa verbal resiprokal, Ramlan dan Kridalaksana, dkk. saling melengkapi. 

Semoga lewat pemaparan Kridalaksana, dkk. serta Ramlan di atas, kita bisa lebih mudah dalam mengurai kompleksitas klausa verbal.

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar