Secara umum, makna dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Makna leksikal sering juga disebut sebagai makna denotatif atau makna deskriptif yang berarti ‘relasi kata dengan konsep benda/peristiwa atau keadaan yang dilambangkan dengan kata tersebut’. Sementara itu, menurut Cruse (2004) dalam Muhadjir (2017), makna gramatikal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. memiliki ruang yang amat sempit untuk saling menyulih;
  2. fungsi utamanya untuk mewujudkan struktur gramatikal kalimat; dan
  3. sangat sulit berubah sehingga dapat dikatakan seorang penutur tunggal tidak mengalami perubahan sepanjang hidupnya.

Mudahnya begini, contoh kata-kata yang memiliki makna leksikal adalah air, api, dan tanah. Ketiganya dapat berdiri sendiri dan maknanya pun bisa kita temukan dalam kamus. Pada lain sisi, kata-kata gramatikal tidak dapat berdiri sendiri. Sebuah kata yang bersifat gramatikal pun baru dapat ditemukan maknanya ketika bersandingan dengan kata yang lain. Contoh kata dengan makna gramatikal adalah di, ke, pada, dan pun. Konjungsi, preposisi, serta partikel memuat kata-kata dengan makna gramatikal.

Tentu saja, sebagai bagian dari konjungsi, yang pun memiliki makna gramatikal. Kata ini adalah konjungsi subordinatif, bertugas menghubungkan dua klausa atau lebih yang taraf sintaksisnya tidak setara. Lebih dari itu, kita pun tahu bahwa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga ia makin pantas untuk masuk ke dalam kategori kata gramatikal.

Eh, benarkah demikian? Bagaimana dengan lirik lagu berikut?

Yank, coba kau jujur padaku

Yank, foto siapa di dompetmu?

Yank, kok kamu diam begitu?

Sayang, jawab atau aku pergi, sayang

Agaknya, dalam ragam nonformal, yang bisa juga berdiri sebagai singkatan dari sayang. Dengan demikian, yang tidak hanya berperan sebagai konjungsi. Kata ini pun memiliki makna leksikal, sama halnya dengan sayang.

Akhirulkalam, semoga saja, hubungan percintaan Kerabat Nara bersama dengan pasangan bisa berkaca pada sifat-sifat gramatikal dan leksikal: mau saling melengkapi dan nyata adanya.

#semantik #gramatika #leksikal

Rujukan:

  • Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
  • Markoem, Muhadjir. 2017. Semantik dan Pragmatik: Edisi Kedua. Tangerang: Pustaka Mandiri.
  • Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin