Melihat Peninggalan Portugis dalam Bahasa Kita
Pada 1511, bangsa Portugis tiba di Malaka. Saat itulah terjadi kontak antara bangsa Portugis dan penutur Melayu. Interaksi yang terjadi pun bukan hanya untuk kepentingan perdagangan, melainkan juga ajaran agama yang disiarkan oleh agamawan Portugis. Sepanjang abad ke-16 dan 17, bahasa Portugis adalah salah satu bahasa perantara di Nusantara.
Hingga hari ini, kita masih menggunakan beberapa kata yang berasal dari Portugis. Kata banco, bandeira, dan carrêta, misalnya, diserap menjadi bangku, bendera, dan kereta. Pastika (2012) dalam “Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan Daerah: Peluang atau Ancaman?” membuat pengklasifikasian—berdasarkan penelitian Tryon pada 1875—yang menarik, yakni penyerapan bahasa Portugis ke dalam bahasa Indonesia dalam beberapa ranah.
Pada ranah keagamaan, kata-kata yang berasal dari Portugis adalah gereja, natal, Paskah, rosario, dan Minggu. Kemudian dalam ranah makanan, kita menggunakan kata-kata pungutan dari Portugis, seperti kaldu, keju, ketela, mentega, nanas, dan pepaya. Benda-benda yang sering kita temui sehari-hari pun memiliki nama yang diserap dari Portugis, seperti roda, bola, boneka, dan tembakau. Bahkan, konjungsi meski pun diduga berasal dari Portugis.
Awalnya, bangsa Portugis memang menjejakkan kaki di Malaka di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque. Namun, sesudah itu, Alfonso mengirim pasukan ekspedisi rempah-rempah ke bagian timur Nusantara, yaitu Banda, Maluku, dan Tidore. Portugis pun bisa memonopoli perdagangan dan melakukan penyiaran agama di timur Nusantara dengan lebih terstruktur. Buktinya, ketika merdeka pada 2002, Republik Demokratik Timor Leste menetapkan bahasa Portugis sebagai salah satu bahasa resmi mereka.
Rujukan:
- Herniti, Ening. 2006. “Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia”. Dalam Jurnal Sosio-Religia, Volume 5, Nomor 4, Agustus, hlm. 1–16. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
- Gonçalves, Agostinho dos Santos. 2014. “Menggagas Solusi Pembelajaran Bahasa di Tengah Problema Bangsa (Pembelajaran Bahasa Portugis di Timor Leste)”. Dalam Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 1, Oktober, hlm. 1–10. Malang: Universitas Negeri Malang.
- Pastika, I Wayan. 2012. “Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Indonesia dan Daerah: Peluang atau Ancaman?”. Dalam Jurnal Kajian Bali, Volume 02, Nomor 02, Oktober, hlm. 141–164. Bali: Universitas Udayana.
- Prinada, Yuda. 2021. “Sejarah Kedatangan Bangsa Spanyol dan Portugis ke Indonesia”. Diakses pada 27 Juli 2021.
- Qodratillah, Meity Taqdir. 2016. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Tata Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Setiyono, Budi. 2017. “Masuknya Kristen di Indonesia”. Diakses pada 27 Juli 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Kekonsistenan Ejaan-Pelafalan dalam Bahasa Indonesia versus Sebuah Nuget
- Tertawa Menjelajah Semesta Bacaan
- Waktunya Anak Membaca dengan Gaya Pascadigital
- Pentingnya Perpustakaan Rumah bagi Anak-Anak
- Hadapi Keresahan Percampuran Bahasa di Bulan Bahasa dan Sastra
- Gelombang II Pelatihan Keterampilan Menulis Naskah Dinas untuk IFG
- Warganet Bisa Apa untuk Mencari Jawaban Pertanyaan Kebahasaan?
- Siniar Malaka Project bersama Ivan Lanin
- Bahasa sebagai Bahan Baku Berhumor
- Perbedaan Pantomim dan Mime
- Pelatihan Keterampilan Menulis Naskah Dinas untuk Pegawai IFG
- Kuliah Tamu DSI ITS: Kiat-Kiat Penyusunan Proposal Karya Ilmiah