
Kosakata Bahasa Indonesia: Perkembangan dan Pengembangan (II)
Jika pada bagian pertama kita membahas perkembangan kosakata bahasa Indonesia, pada bagian kedua ini kita akan membahas pengembangannya. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pengembangan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan kosakata baru demi mewadahi suatu konsep yang belum ada kosakatanya. Chaer (2007) mengungkapkan bahwa pengembangan kosakata bahasa Indonesia memang menjadi tugas instansi pemerintah yang mengurusi bahasa, tetapi pengembangan ini sebenarnya juga dapat dilakukan oleh lembaga kemasyarakatan maupun perorangan.
Dalam buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah atau PUPI (2005) disebutkan bahwa tidak ada satu pun bahasa yang memiliki kosakata lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipta yang baru. Ini menjadi semangat dasar dalam upaya mengembangkan bahasa Indonesia dari masa ke masa. Pengembangan kosakata bahasa Indonesia dilakukan dengan menciptakan padanan kata atau istilah baru yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik untuk kebutuhan umum maupun ilmiah. Pemadanan ini dapat dilakukan dengan penerjemahan, penyerapan, ataupun gabungan keduanya.
Lebih lanjut, buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2005) menyebutkan lima syarat pembentukan istilah yang baik dalam kosakata bahasa Indonesia, yakni tepat, singkat, berkonotasi baik, sedap didengar (eufonik), dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Tepat artinya istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep dan tidak menyimpang dari maknanya. Singkat berarti istilah yang dipilih merupakan kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan dengan rujukan serupa yang tersedia. Berkonotasi baik artinya istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik bagi masyarakat umum. Eufonik berarti istilah yang dipilih merupakan kata atau frasa yang sedap didengar. Terakhir, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia berarti pemilihan tersebut harus disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku demi menjaga kekonsistenannya.
Jika Kerabat Nara perhatikan, Narabahasa kerap memberikan ide padanan istilah baru untuk pengayaan kosakata bahasa Indonesia. Keberlangsungan padanan tersebut tentu kembali lagi ke penutur bahasa Indonesia: apakah mereka menerimanya atau tidak dan apakah mereka menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari atau mengabaikannya. Berikut adalah beberapa contoh padanan yang diajukan Narabahasa.
Kedua unggahan di atas merupakan upaya pemadanan istilah asing yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Upaya ini tercetus demi menjawab keresahan masyarakat akan maraknya penggunaan istilah asing selama pandemi.
Bagi sebagian orang, upaya memadankan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia mungkin sekilas tampak remeh-temeh dan tidak terlalu dibutuhkan. Namun, upaya pemadanan ini sejatinya merupakan upaya untuk memperkaya dan melengkapi kosakata bahasa Indonesia yang kita miliki. Jika kita mengabaikan upaya pemadanan, tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu hari nanti sebagian besar kata dan istilah yang digunakan oleh masyarakat merupakan istilah asing tanpa adanya penyesuaian terhadap kaidah bahasa Indonesia.
Upaya merawat dan mengembangkan bahasa Indonesia adalah upaya gotong royong. Kepedulian dan kepekaan terhadap kebutuhan bahasa dalam masyarakat menjadi kunci utamanya. Ingat, bahasa adalah identitas bangsa. Identitas bangsa adalah bagian dari identitas kita bersama. Merawat identitas bangsa artinya merawat identitas kita sebagai bagian darinya.
Rujukan
Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Edisi Ketiga. Jakarta.
Penulis: Shafira Deiktya
Penyunting: Ivan Lanin
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Memahami Arti “Rakyat”
- Krul: Simbol Penerimaan
- Dari Buku ke Bilik Suara: Memanfaatkan Sastra untuk Memilih Pemimpin Negara
- Tantangan dalam Penulisan Berita dan Siaran Pers
- Strategi Optimalkan Konten Medsos
- Griyaan OJK: Naskah Dinas Lebih Menarik dan Efisien
- Mengenal Antropologi Linguistik
- Nasib Bahasa Daerah di Tengah Perayaan Bulan Bahasa
- Saudara Anjing
- Mempelajari Ragam Laras Bahasa untuk Institusi Formal
- Penulisan Latar Belakang Karya Ilmiah Mahasiswa
- Kelas Luring Rasa Privat bersama IAPI