Antonomasia: Si Mulut Besar dari Zamrud Khatulistiwa

oleh Yudhistira
Ilustrasi antonomasia

Saya sedang iseng memeriksa rak buku. Siapa tahu, ada buku yang sudah saya beli sejak lama, tetapi belum sempat saya baca. Mata saya lantas tertambat pada Kamus Istilah Sastra (1990) yang disusun oleh Panuti Sudjiman. Ada satu lema yang baru pertama kali saya baca, yakni antonomasia.

Lema itu berarti ‘penggunaan epitet atau apelatif sebagai ganti nama diri seseorang, misalnya, yang dipertuan dalam karya sastra lama’ dan ‘penggunaan nama diri seseorang yang punya sifat watak khas, dengan maksud mengacu ke sifat khasnya itu, misalnya, Don Juan’. Sebagai tambahan informasi, dalam kamus yang sama, epitet adalah kata atau frasa yang ditambahkan pada nama seseorang atau sesuatu untuk memerikan sifat khasnya, adakalanya menggantikan nama yang bersangkutan, misalnya si Mata Keranjang. Sementara itu, dalam KBBI, epitet bermakna ‘kata sifat, kata benda, atau frasa yang biasa digunakan untuk meremehkan/menghina orang atau benda’ dan ‘deskripsi nama atau judul’.

Gamal Thabroni (2020) dalam tulisannya menyatakan bahwa antonomasia tergolong sebagai majas, tepatnya turunan dari majas epitet. Dengan majas epitet, nama orang atau benda dapat disulih dengan kata sifat, kata benda, atau frasa. Pada lain sisi, majas antonomasia hanya dapat mengganti nama orang atau benda dengan julukan khusus. Dalam tulisan yang sama, Thabroni mengutip definisi antonomasia dari Gorys Keraf, yakni ‘sebuah bentuk khusus dari metonimia yang berwujud penggunaan epitet untuk menggunakan julukan, gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri’.

Kita bisa lihat bahwa Panuti Sudjiman, Gamal Thabroni, dan Gorys Keraf mengemukakan definisi yang serupa. Bedanya, Sudjiman hanya memerikan contoh penggunaan antonomasia sebagai pengganti nama orang saja, seperti si Mata Keranjang, si Hidung Belang, dan si Mulut Besar. Sebaliknya, menurut Thabroni dan Keraf, antonomasia dapat diterapkan pula pada identitas geografis, seperti Kota Kembang, Negeri Paman Sam, dan Zamrud Khatulistiwa.

#antonomasia #majas

Rujukan

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar