Bagi mereka yang berkecimpung atau berprofesi di dunia penulisan, penggunaan di adalah pengetahuan awal. Ketika seorang wartawan atau penulis artikel, misalnya, menuliskan “disini”, “di makan”, bahkan “di mandikan”, saya bisa-bisa langsung berhenti membaca dan beralih ke tulisan lain. Bahkan, meskipun pengarang karya fiksi memiliki lisensi puitika untuk melanggar kaidah bahasa demi mencapai estetika tertentu, saya rasa, penulis yang bersangkutan juga mesti mengetahui cara-cara menggunakan di. 

Dalam bahasa Indonesia, penulisan di bisa disambung atau dipisah. Di memiliki dua fungsi. Pertama, sebagai imbuhan atau afiks, penulisan di- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Biasanya, afiks di- mencerminkan pembentukan kata kerja (verba). Contohnya,

  • Ayam itu dimasak oleh ibu.
  • Aku diminta Ayah untuk menghadiri pameran nanti malam.
  • Pak Kades dibayar oleh pengusaha sawit untuk membantu pembukaan lahan.

Sebagai catatan, di- sebagai imbuhan awal disebut juga sebagai afiks yang menunjukkan bentuk pasif dari verba aktif. 

  1. dimasak → memasak
  2. diminta → meminta
  3. dibayar → membayar

Lalu, pada fungsi yang kedua, di tergolong ke dalam salah satu jenis kata tugas, yakni preposisi (kata depan), tepatnya preposisi tunggal yang hanya terdiri atas satu kata bersama ke, dari, dan pada. Di sini, penulisan di sebagai kata depan yang berfungsi untuk menyatakan keterangan tempat harus dipisah.

  1. Adik menaruh bukunya di atas lemari.
  2. Ia kehilangan ponselnya di pasar malam.
  3. Kami memilih untuk menetap di Malang sejak kejadian itu.

Ciri lainnya, penulisan di sebagai kata depan dapat diganti dengan ke atau dari yang juga menunjukkan tempat dan biasanya tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif. 

  1. di sana → ke sana
  2. di balik pintu → ke balik pintu

Cara sederhana untuk mengingat dua jenis di adalah mengetahui fungsinya. Apakah ia berdiri sebagai kata depan atau sebagai imbuhan? Hati-hati, jangan terkecoh dengan kata dikesampingkan. Sekilas, dikesampingkan memang memiliki unsur penanda arah. Akan tetapi, jika kita cermati lebih jauh, dikesampingkan adalah proses mengesampingkan sesuatu, sebuah proses, aktivitas, atau verba. 

Barangkali, di sering diremehkan karena hanya terdiri atas dua huruf. Akan tetapi, buat saya, ini adalah hal kecil yang mendasar. Baik ditulis dirangkai maupun dipisah, penulisan di bisa mencerminkan ketelitian, pengalaman, bahkan reputasi seorang penulis dan editor. 

 

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin