Tentu kita sudah familier dengan istilah parafrasa. Dalam tugas-tugas perkuliahan, kita akan melakukan parafrasa terhadap rujukan-rujukan yang kita baca. Lebih dari itu, bagi seorang jurnalis, penulis konten, dan penulis wara, parafrasa adalah teknik pengungkapan yang wajib dikuasai.

Namun, beberapa teman saya pernah berujar bahwa mereka masih sering merasa kesulitan dalam memarafrasakan sesuatu. Mereka bingung tentang apa yang harus diubah dan bagaimana cara mengubahnya. Mari kita pecahkan permasalahan tersebut dengan mengenal pengertian dan jenis-jenis parafrasa.

 

Apa Itu Parafrasa?

Parafrasa, menurut Crystal (1985) dalam Kesuma (1988), adalah istilah dalam linguistik untuk hasil atau proses produksi versi-versi alternatif dari kalimat atau teks tanpa mengubah makna. Bisa kita lihat, Crystal menekankan pada makna yang tidak berubah. Di lain sisi, Verhaar (1981) berpendapat bahwa parafrasa merupakan rumusan informasi yang sama dengan bentuk ujaran yang lain. Berbeda dengan Crystal, Verhaar menggunakan informasi, alih-alih makna. Perhatikan contoh berikut.

  1. Ia sudah mengunjungi duta besar itu.
  2. Duta besar itu sudah dikunjunginya.

Kalimat 2 merupakan hasil parafrasa dari kalimat 1. Jika merujuk Crystal, keduanya memiliki makna yang sama. Namun, menurut Verhaar, keduanya memiliki makna yang berbeda. Kalimat 1 mengandung makna aktif, sedangkan kalimat 2 mengandung makna pasif. Meskipun demikian, bagi Verhaar, kalimat pertama dan kedua memuat informasi yang sama.

Dari perbedaan pendapat tersebut, Kesuma menyimpulkan bahwa parafrasa adalah teknik untuk mengungkapkan hal yang sama dengan cara-cara yang berbeda. Kita bisa berpegangan bahwa selama makna–terlepas dari bentuk pasif dan aktifnya–dan informasinya tidak berubah dari yang sebelumnya, berarti kita telah melakukan parafrasa.

 

Jenis-Jenis Parafrasa

Untuk bisa melakukan parafrasa, kita perlu mengetahui jenis-jenisnya. Barulah setelah itu, parafrasa bisa kita lakukan dengan mudah.

  1. Parafrasa Ekuivalen

Jenis ini sering pula disebut dengan parafrasa leksikal. Ketika menerapkan parafrasa ini, kita bisa mengganti kata atau frasa dengan bentuk lain yang memiliki relasi sinonimi. Perhatikan contoh berikut.

  1. Dia adalah seorang penulis novel.
  2. Dia merupakan seorang penulis novel.

 

  1. Parafrasa Keantoniman Ingkaran

Berbeda dengan parafrasa sebelumnya, keantoniman ingkaran adalah parafrasa dengan menyiratkan bentuk ingkar lain terhadap bentuk sebelumnya yang sudah dingkarkan.

  1. Makanan ini tidak panas, tetapi hangat.
  2. Makanan ini tidak panas, hanya hangat.

Perlu dicatat, menurut Kesuma, parafrasa jenis ini bersifat terbatas.

 

  1. Parafrasa Generik-Spesifik

Pada jenis ini, kita bisa mengubah bentuk generik menjadi bentuk spesifik.

  1. Pemain nomor 11 membawa bola ke depan gawang.
  2. Pemain nomor 11 menggiring bola ke depan gawang.

Kita bisa menggunakan teknik ini ketika sedang menulis dalam suatu bidang yang spesifik. Dalam sepak bola, tentu kata menggiring dianggap lebih pas daripada membawa.

 

  1. Parafrasa Spesifik-Generik

Parafrasa ini merupakan kebalikan dari generik-spesifik.

  1. Gilang merupakan seorang pemetik gitar.
  2. Gilang merupakan seorang pemain gitar.

Teknik ini dapat kita gunakan ketika ingin menyampaikan informasi yang lebih mudah diserap oleh pembaca atau pendengar. Misalnya, apabila saya mengutarakan kalimat a kepada keponakan saya yang baru mau menjelajahi dunia musik, tentu dia akan sukar mengartikannya.

 

  1. Parafrasa Amplifikasi

Parafrasa amplifikasi adalah penambahan informasi pada bentuk yang baru.

  1. Nana sedang minum.
  2. Nana sedang minum jus.

 

  1. Parafrasa Kontraksi

Parafrasa ini merupakan kebalikan dari parafrasa amplifikasi. Di sini, ada informasi yang dilesapkan.

  1. Anjani lahir di Jakarta, 12 Februari 2000, pada pukul 18.00 WIT.
  2. Anjani lahir di Jakarta, 12 Februari 2000.

 

  1. Parafrasa Rangkuman

Parafrasa rangkuman dapat diterapkan ketika kita menemukan dua kalimat yang sebetulnya masih memungkinkan untuk dilebur.

  1. Badrun tinggal di Jakarta. Nanang pun tinggal di Jakarta.
  2. Badrun dan Nanang tinggal di Jakarta.

 

  1. Parafrasa Beda Struktur

Parafrasa ini dapat digunakan untuk mengubah struktur kalimat atau paragraf. Sepenglihatan saya, parafrasa ini adalah teknik yang sering sekali digunakan.

  1. Rani sedang membaca buku di perpustakaan.
  2. Di perpustakaan, Rani sedang membaca buku.

 

  1. Parafrasa Perifrastis

Parafrasa perifrastis memungkinkan kita untuk melakukan parafrasa dengan menambahkan unsur-unsur sintaksis yang dirasa perlu.

  1. Motor saya sedang dipakai Mbak Yeli.
  2. Motor saya sedang dipakai oleh Mbak Yeli.

 

Dari pemaparan di atas, kita bisa memahami bahwa parafrasa ternyata memiliki banyak jenis. Setiap jenis memiliki ketentuannya masing-masing yang dapat kita manfaatkan, terutama dalam menulis.

 

Rujukan:

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 1998. “Ihwal (Teknik) Parafrasa”. Humaniora, November–Desember, No. 9, hlm. 46–52. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin