Lulusan Sastra Indonesia: Mendongak Tanpa Congkak
Sewaktu memilih jurusan Sastra Indonesia, saya mendapat tanggapan yang kurang mengenakkan dari orang-orang terdekat. Sebagian anggota keluarga besar mengerutkan dahi mereka. Teman-teman semasa sekolah pun mengajukan pertanyaan sinis, “Mau jadi apa?”, “Enggak ada pilihan lain?”, dan “Bukannya mendingan nganggur dulu terus coba jurusan lain tahun depan?”.
Saya berbohong kalau tidak mengakui bahwa respons dari mereka sempat membuat saya berkecil hati. Tatkala teman-teman dan saudara-saudara saya berhasil terpilih di tempat yang dianggap lebih bergengsi, saya jadi makin minder.
Akan tetapi, untungnya perasaan itu tidak berlangsung lama. Ketika sudah bertemu dengan teman-teman seperguruan dan bercengkerama dengan alumni satu almamater, saya yakin bahwa jurusan Sastra Indonesia tidak seburuk itu. Lowongan pekerjaannya pun luas. Para senior saya kala itu berkecimpung di berbagai bidang tulis-menulis. Setidaknya, ada tiga pekerjaan yang sering kali menaungi lulusan Sastra Indonesia.
- Jurnalis
Beberapa teman seangkatan saya hari ini menjabat sebagai jurnalis. Bahkan, saya pernah mendengar bahwa beberapa sastrawan kawakan juga dulunya sibuk menjadi wartawan. Saat ini, dengan mengingat media massa baru kian bermunculan, saya rasa kehadiran jurnalis makin diperlukan.
- Penulis Konten
Konten menjadi senjata ampuh bagi sebuah organisasi untuk memasarkan produk atau jasa dan menguatkan citra mereka. Baik konten berbasis audiovisual maupun teks sama-sama membutuhkan tulisan yang kuat. Kita juga tidak bisa memungkiri bahwa digitalisasi sudah merambah banyak aspek. Kini, banyak perusahaan yang membutuhkan keahlian penulis konten artikel dan wara.
- Penyunting Bahasa
Seorang penyunting bahasa bisa bekerja di perusahaan apa pun. Di kantor penerbitan? Bisa. Di kantor periklanan? Bisa. Di media massa? Bisa!
Di luar itu, ada pula yang bekerja sebagai penerjemah, leksikografer, dan pengajar. Yang bekerja di bank juga ada, kok. Mendengar kisah mereka membuat saya optimistis bahwa lulusan Sastra Indonesia tidak perlu berkecil hati. Terlebih lagi, membaca dan menulis merupakan hobi saya dari kecil. Tentu saja menjalankan sesuatu yang selaras dengan keinginan hati adalah hal yang membahagiakan serta membanggakan.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian
- Ngapain?
- Nasib Jurnalisme Investigasi dalam RUU Penyiaran
- Aman Aja
- WIKOM BPOM 2024 bersama Narabahasa
- Bimbingan Teknis Mahkamah Agung bersama Narabahasa
- Tapak Tilas Menulis Horor bersama Diosetta
- Tabah bersama Uni Salsa,Terbaik V Putri Duta Bahasa 2023
- Korespondensi dan Wicara Publik bersama BPK RI
- Bimbingan Teknis Polda Metro Jaya bersama Narabahasa